Apa itu belajar dan Contohnya? Menurut Para Ahli

Apa itu belajar

Apa itu belajar? Jadi, belajar merupakan kunci dalam pembentukan tingkah laku manusia dan memegang peranan penting hampir disemua segi kehidupan. Untuk memahami secara komprehensif, silahkan simak uraian di bawah ini!

Pengertian Belajar

Ada beberapa pengertian belajar yang bisa menjelaskan apa itu belajar, antara lain:

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan yang dimaksud apa itu belajar adalah proses perubahan hasil interaksi manusia dengan lingkungan baik berupa pengetahuan, keterampilan, nilai-sikap yang berguna untuk hidupnya. Tetapi tidak semua perubahan merupakan hasil belajar, karena perubahan hasil belajar harus bersifat konstan/ menetap. Proses belajar dapat berlangsung dengan disertai kesadaran dan intense.

Bacaan Lainnya

Adapun ciri-ciri kegiatan belajar, antara lain:

  • Terjadi perubahan, baik actual maupun potensial pada diri individu yang belajar
  • Perubahan diperoleh karena usaha dan perjuangan
  • Perubahan di dapat karena kemampuan baru yang berlangsung relatif lama

Teori-teori Belajar

Setelah paham apa itu belajar secara definisi, lanjut ke teorinya. Jadi, yang dimaksud teori belajar atau konsep belajar adalah suatu konsep pemikiran yang dirumuskan mengenai bagaimana proses belajar terjadi.

1. Teori Belajar menurut Notoatmodjo

Menurut Notoatmodjo, teori belajar dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

# Teori Stimulus dan Respons

Teori ini hanya memperhitungkan factor eksternal, dikenal dengan teori asosiasi. Menurut teori inibelajar tidak lain mengambil dan menggabungkan tanggapan (respon) karena rangsangan (stimulus) dengan jalan mengulang-ulang. Semakin banyak stimulus yang diberikan, maka semakin banyak respon yang diperoleh.

# Teori Transformasi

Teori ini memperhitungkan factor internal maupun faktor eksternal. Teori-teori  yang termasuk teori tarnformasi diantaranya :

  • Teori transformasi berlandaskan psikologi kognitif, dikemukan oleh Neiser bahwa belajar merupakan transformasi dari input, reduksi input, analisa input, disimpan, ditemukan kembali dan di manfaatkan.
  • Awal individu belajar adalah interaksi individu dengan dunia luar, masukan sensoris, masuk dalam memori dan menyangkut domain kognitif, afektif dan psikomotor.

Beberapa teori belajar yang dikemukakan para ahli diantaranya:

2. Teori Spekulatif

Teori yang dikelompokkan ke dalam konsepsi ini semat-mata hanya pendapat ahli, tanpa dibuktikan dengan penelitian atau percobaan. Yang termasuk kelompok teori ini antara lain :

  1. Pendapat ahli scholastic, yang menyatakan belajar itu pada intinya adalah ulangan, artinya bahwa belajar hakikatnya mengulang-ngulang materi yang harus dipelajari.
  2. Kontrareformasi, menyatakan yang menjadi pokok proses belajar adalah mengulangi, dengan semboyannya “repetitio est mater studiorum”
  3. Konsep psikologi daya (Christian Van Volt), menyatakan belajar tidak lain adalah usaha untuk melatih daya jiwa yang terdapat pada otak agar berkembang, sehingga kita dapat berpikir, mengingat dengan cara menghafal, memecahkan soal dan bermacam-macam kegiatan lainnya. Dasar teorinya adalah adanya anggapan bahwa jiwa manusia terdiri dari : daya pikir, mengenal, mengingat, mengamati, daya khayal dan daya merasakan. Yang dapat berkembang dan berfungsi dengan baik, apabila dilatih secara berulang kali.
  4. Pendekatan Eksperimental

Pelopornya Ebbinghaus. Teori ini tidak bersifat spekulatif belaka dalam mengungkapkan pendapatnya, tetapi sudah melalui penelitaan dan percobaan-percobaan. Hasilnya disimpulkan bahwa inti belajar adalah ulangan

3. Teori Belajar Asosiasi (Thorndike)

Teori ini mengatakan bahwa jiwa manusia terdiri dari asosiasi bermacam-macam tanggapan yang masuk dan terbentuk karena hubungan stimulus – respons. Proses belajar intinya penguatan stimulus-respons. Sifat belajar menurut teori ini “Trial and Error Learning”

4. Classical Conditioning (Pavlov)

Melakukan penelitian dengan menggunakan anjing yang telah dioperasi kelenjar ludahnya sehingga air liurnya dapat ditampung dan diukur. Hasil percobaan, apabila ada makanan, keluarlah air lir sebagai respons. Percobaan selanjutnya, sebelum dikasih makanan dibunyikan bel terlebih dahulu, ini dilakukan berulang kali.

Hasilnya bunyi bel saja (tanpa makanan) dapat menimbulkan keluarnya air liur secara reflex.

Dari percobaan tersebut : bunyi bel = conditioning stimulus (CS) = perangsang bersyarat, makanan = unconditioning stimulus (US)= perangsang tak bersyarat, keluarnya air liur karena bunyi  bel disebut conditioning reflex, keluarnya air liur karena makanan disebut unconditioning reflex.

5. Behaviorism (Watson)

Behaviorism (Watson) mengemukakan pendapatnya yaitu :

  • Toeri stimulus – respons, pada tingkah laku yang kompleks akan ditemukan rangkaian unit stimulus dan respons yang disebut reflex. Stimulus merupakan situasi obyektif (sinar dan suara) dan respons adalah reaksi subyektif individu terhadap stimulus (mengambil makanan karena lapar atau menutup pintu karena ada angin kencang).
  • Pengamatan dan kesan, adanya kesan motoris ditujukan terhadap berbagai stimulus.
  • Perasaan, tingkah laku dan afektif, ditemukan tiga reaksi emosional yang dibawa sejak lahir, yaitu takut, marah dan cinta. Perasaan senang dan tidak senang adalah reaksi senso-motoris.
  • Teori berpikir, berpikir harus merupakan tingkah laku senso-motoris dan berbicara dalam hati adalah tingkah laku berpikir.
  • Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan individu, reaksi in-stinktif atau kodrati yang dibawa sejak lahir jumlahnya sedikit sekali, sedangkan kebiasaan yang terbentuk dalam perkembangan disebab-kan oleh latihan dan belajar.

Bentuk-bentuk Belajar

Proses belajar tidak bersifat tunggal saja, terdapat beberapa jenis belajar yang masing-masing mempunyai ciri-ciri tersendiri walaupun semuanya merupakan suatu proses belajar. Untuk memperdalam pemahamanmu tentang apa itu belajar, simak jenis-jenis belajar, antara lain:

1. Belajar menurut fungsi psikis

Belajar menurut fungsi psikis, yang terdiri atas:

  • Belajar dinamik atau Konatif, ciri khasnya terletak dalam belajar berkehendak terhadap sesuatu secara wajar. Berkehendak adalah sesuatu aktivitas psikis yang tearah pada pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari dan dihayati.
  • Belajar Afektif, menghayati nilai dari objek-objek yang dihadapi melalui alam perasaan. Obyek belajarnya dapat berupa orang, benda, kejadian atau peristiwa. Cirinya terletak dimana dalam belajar menggunakan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.
  • Belajar Kognitif, ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk refresentasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, entah objek itu orang, benda, kejadian atau peristiwa.
  • Belajar Senso-motorik, belajar menghadapi dan menangani objek-objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri.

2. Belajar menurut Materi yang dipelajari

Belajar menurut Materi yang dipelajari seperti:

  • Belajar Teoritis, bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta atau pengetahuan dalam sebuah kerangka organisasi mental sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti yang terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.
  • Belajar Teknis, bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam menangani dan memegang benda-benda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi suatu keseluruhan: belajar men-getik dan membuat suatu mesin tik.
  • Belajar bermasyarakat, bentuk belajar ini bertujuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan, demi kehidupan bersama dan memberikan kelonggaran kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhanya.
  • Belajar Estetis, bertujuan untuk membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan diberbagai bidang kesenian.

3. Bentuk belajar yang tidak begitu disadari

Bentuk belajar yang tidak begitu disadari, seperti:

  • Incidental Learning atau Belajar Insidental, proses belajar yang berlangsung bila orang mempelajari sesuatu dengan tujuan tertentu tetapi disamping itu juga belajar hal lain yang sebenarnya tidak menjadi sasaran.
  • Latent Learning atau Belajar Tersembunyi, Tanpa ada intense atau maksud untuk belajar atau mempelajari hal itu, namun tidak adanya maksud hanya terdapat pada pihak orang yang belajar. Dalam kegiatan belajar di sekolah, Guru atau Dosen dapat merencanakan supaya siswa atau mahasiswa belajar sesuatu tanpa mereka menyadari sedang belajar yang dimaksudkan oleh pengajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Secara umum factor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

1. Faktor Internal

2. Faktor Eksternal

  • Lingkungan Sosial, termasuk pengajar, staf administrasi, teman-teman sekelas akan mempengaruhi semangat belajar peserta didik.
  • Lingkungan non Sosial, termasuk gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan, karena faktor-faktor ini turut mendukung tingkat keberhasilan belajar.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor Pendekatan Belajar, adalah segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Disamping faktor-faktor internal dan eksternal peserta didik, maka faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran.

Fase-fase dalam proses belajar

Nah, selanjutnya anda mempelajari tentang fase-fase dalam proses belajar, antara lain:

R.M Gagne dalam bukunya “Essentials of Learning for Instruction” mengadakan perubahan urutan fase-fase dalam proses belajar, secara kongkrit rangkaian fase-fase itu menjadi:

  • Attention atau menaruh perhatian, contoh dalam proses belajar di kelas, benar-benar konsentrasi kepada pelajaran
  • Motivation atau menyadari tujuan belajar, sadar akan tujuan instruksional dan bersedia melibatkan diri..
  • Menggali dari ingatan jangka panjang, mengingat kembali tentang apa yang sudah diketahui sebelumnya.
  • Berprestasi Selektif, mengamati unsur-unsur dalam perangsang yang relevan bagi pokok bahasan, mengolah informasi dari ingatan jangka pendek.
  • Mengolah informasi dari ingatan jangka panjang.
  • Mendapatkan umpan balik, mendapat penguatan dari pengajar kalau prestasinya tepat.
  • Memantapkan hasil belajar, mengajukan berbagai tugas untuk menyatakan hasil belajar.

Karakteristik Perubahan Hasil Belajar dan Ragam Belajar

Perubahan karakteristik belajar, setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik, yang menjadi karakteristik perilaku dari hasil belajar yang terpenting, adalah:

1. Perubahan Intensional

Perubahan Intensional, perubahan hasil belajar karena pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, dengan kata lain “bukan karena kebetulan. Siswa atau mahasiswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya merasakan adanya perubahan dalam dirinya: penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, serta ketrampilan.

2. Perubahan Positif-Aktif

Suatu perubahan hasil belajar yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan, juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru: pemahaman dan keterampilan baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi mungkin karena proses kematangan atau karena usaha sendiri, misalnya bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk.

3. Perubahan Efektif-Fungsional

Suatu perubahan yang timbul karena proses belajar efektif atau berhasil guna, artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu. Perubahan dalam proses fungsional relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan, dan juga perubahan fungsional diharapkan mampu memberi manfaat yang luas, misalnya ketika mahasiswa menempuh ujian dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

4. Selain itu perubahan efektif-fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-perubahan positif lainya.

Contoh siswa belajar menulis, maka disamping akan mampu merangkai kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, ia juga akan memperoleh kecakapan lain seperti membuat catatan, mengarang surat bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.

Belajar adalah melakukan sesuatu yang baru dan ditampilkan dalam kegiatan kemudian, ini berarti ada proses mengingat. Hal ini dapat dilihat pada bagan proses belajar berikut:

ingatan dalam belajar

Penjelasan:

# STM = Short Term Memory (memori jangka pendek)

STM = Short Term Memory adalah proses memasukkan informasi hasil dari perhatian, berupa data yang tersimpan (memori) pada STM dengan jangka waktu pendek ± 30 detik (memori sementara). Dari STM dilanjutkan dengan proses rehearsal (proses men-girim data) masuk ke Long Terrm Memory (LTM)/memori jangka panjang.

# Long Term Memory (LTM)

Long Term Memory (LTM) adalah ingatan yang menyimpan hasil retrieval dari STM, dan informasi tersebut dapat tersimpan lama, terkadang tak terbatas waktu, dapat termemori dalam jam, hari,  minggu, bulan, tahun bahkan seumur hidup.

# Rehearsal

Rehearsal, adalah proses dimana informasi setelah diterima panca indra, menjadi perhatian, dikirim ke otak atau memori jangka pendek.  Rehears-al juga menentukan proses pemindahan data dari STM ke LTM.

# Retrieval (proses mengingat kembali)

Retrieval (proses mengingat kembali), adalah proses mendapatkan kem-bali infromasi yang telah dikode, yang disimpan pada saat dibutuhkan di arena LTM untuk segera diangkat atau di retrieval.

Adanya proses memorisasi memungkinkan orang dapat mengingat apa yang telah dipelajarinya, tetapi tidak semua akan tetap tinggal baik di memory trace,  karena suatu saat memory trace akan dapat hilang, dalam hal ini orang mengalami kelupaan.

Lupa adalah hilangnya informasi yang dicatat dan disimpan dalam LTM. Lupa merupakan proses interference, artinya masuknya informasi baru mengacaukan informasi lama. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan proses terjadinya lupa, yaitu antara lain :

  • Informasi sebenarnya tidak pernah di encode dan disimpan
  • Proses encoding dan rehearsal yang kurang adekuat
  • Level pengolahan tidak cukup eksploratif, sehingga informasi tidak pernah masuk
  • Proses konstruktif pada encoding mengalami distorsi sehingga informasi tidak pernah masuk
  • Gangguan dari pelajaran sebelumnya, artinya gangguan dari bahan baru sehingga bahan lama menjadi kurang baik/ lupa.

Selain hal-hal tersebut diatas faktor emosi dan intelegnesi juga menentukan seseorang mudah lupa atau  tidak mudah lupa, sudah paham apa itu belajar kan?

BACA JUGA: Arti kreativitas apa sih?

Kesimpulan

Apa itu belajar? Nah, belajar merupakan kunci dalam pembentukan tingkah laku manusia. Belajar adalah usaha menguasai atau merubah perilaku baik pengetahuan, keterampilan dan nilai-sikap, yang besifat menetap sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungan. Ciri-ciri kegiatan belajar adalah terjadi perubahan, ada usaha dan perjuangan dan didapatkan kemampuan baru yang menetap.

Karakteristik perubahan hasil belajar dan ragam belajar yang terdiri dari perubahan intensional yaitu perubahan karena pengalaman, perubahan positif-aktif yang artinya baik, bermanfaat dan sesuai harpan yang terjadi karena proses pematangan, dan perubahan efektif-fungsional, artinya perubahan timbul karena belajar efektif dan berhasil guna.

Pada proses belajar terjadi proses mengingat. Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan memprduksi kembali kesan-kesan. Karena adanya memorisasi orang dapat mengingat kembali, tetapi juga tidak dapat dingat kembali, dalam hal ini orang mengalami kelupaan. Lupa adalah hilangnya informasi yang dicatat dan disimpan dalam LTM. Ini dapat terjadi karena berbagai hal termasuk faktor intelegensi dan emosi.

5/5 – (1 vote)

Kami, Mengucapkan Terimakasih Telah Berkunjung ke, Ikatandinas.com

DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA