Pengertian Kepribadian

Pengertian Kepribadian

Kita sudah sering mendengar istilah kepribadian, tapi apakah kita sudah tahu apa yang dimaksud dengan kepribadian? Yuk simak pengertian kepribadian secara lengkap!

Pengertian Kepribadian Secara Umum

Pengertian Kepribadian
Pengertian Kepribadian

Mendefinisikan kepribadian sebenarnya bukan hal yang mudah karena kepribadian merupakan sesuatu yang abstrak. Kepribadian atau personality, berasal dari kata personare yang berarti topeng. Hal ini lambat laun berubah jadi istilah tentang gambaran sosial atau peran tertentu pada diri individu.

Dalam pengertian popular, kepribadian dibagi dua kategori, yaitu:

Bacaan Lainnya
  • Keterampilan atau kecakapan social, misalnya keras dan kaku sehingga tidak terjalin hubungan dengan lingkungannya.
  • Ciri tertentu yang dimiliki individu, misalnya pemalu, penakut, peri-ang,agresif, penurut.

Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli

Coba kamu pahami beberapa pengertian kepribadian menurut para ahli berikut ini :

Dari uraian tentang pengertian kepribadian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian yaitu suatu organisasi yang unik (khas) pada diri setiap individu yang ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan, sehingga menjadi penentu atau mempengaruhi tingkah laku.

Sudah paham pengertian kepribadian kan? Ingat! Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat yang dimiliki seseorang apabila berhubungan dengan orang lain.

Perkembangan kepribadian

Setelah pengertian kepribadian, lenjut ke perkembangannya. Jadi, pada perkembangannya kepribadian itu terjadi dinamisasi, hal dikarenakan adanya konsentrasi energi  (lapar, haus dsb) yang disebut motif.

Motif merupakan  taraf  ketegangan tertentu dalam jaringan yang tidak punya awal atau akhir, tapi meningkatkan atau menurun seiring perubahan energy. Hal ini berkaitan dengan factor kepuasan dan ketidakpuasan atau kesenangan dan ketidak senangan.

Dinamisasi kepribadian dapat stabil dan tegar seiring perkembangan individu, sehingga mampu melawan tekanan-tekanan lingkungan atau tekanan tersebut berpengaruh terhadap individu dalam cara yang telah diatur terlebih dahulu.

Tapi psikodinamika ini dapat terganggu (goyah) apabila dunia luar tidak menyajikan tujuan (obyek) yang serasi atau menimbulkan pengalaman traumatis, kecuali pada orang yang memiliki pribadi integral.

Perkembangan kepribadian, menurut Gardner Murfy terjadi dalam tiga fase, yaitu :

1. Fase keseluruhan tanpa deferensiasi

Fase keseluruhan tanpa deferensiasi, pada fase ini individu berbuat berlebih-lebihan terhadap keseluruhan situasi. Hal ini bisa dilihat pada masa bayi.

2. Fase diferensiasi

Fase diferensiasi, pada fase ini fungsi-fungsi khusus mengalami diferensiasi dan muncul dari keseluruhan.

3. Fase integrasi

Fase integrasi, pada fase ini fungsi yang sudah mengalami diferensiasi diintegrasikan dalam unitas yang berkoordinasi dan terorganisasi.

Ketiga fase tersebut tidak adapat dibatasi dengan tajam, karena punya overlapping satu sama lain, juga dapat maju (progresif) dan dapat juga mundur (regresi).

Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh pembawaan/ bakat dan lingkungan. Proses belajar merupakan bentuk perkembangan, karena terjadi interaksi antara organisma/ individu dengan lingkungan.

Hasil interkasi akan terbentuk koneksi antara kebutuhan dan respon dengan tingkah laku yang mengubah tingkat laku tertentu. Koneksi terjadi melalui dua proses, yaitu:

  • Kanalisasi adalah suatu proses yang memberi jalan tersalurnya motif / konsentrasi energi tingkah laku, misalnya seseorang telah belajar mengerja-kan sesuatu yang langsung memberi kepuasan. Kekuatan kanalisasi dapat diperhitungkan dan tergantung pada kekuatan kebutuhan, intensitas kepuasan, taraf atau fase perkembangan tertentu dan frekuensi kepuasan.
  • Persyaratan, memberi persiapan pada individu tentang kepuasan yang akan dialami. Bisa dikatakan sebagai jalan untuk mendapatkan kepuasan. Fungsi persyaratan berfungsi menimbulkan tegangan tingkah laku dalam keadaan laten. Kanalisasi dan persyaratan memberi penjelasan tentang pola tingkah laku yang dipelajari.

Pengaruh sosio cultural (masyarakat) terhadap perkembangan kepribadian terjadi melalui empat cara, yaitu:

  • Mayarakat punya suatu rangkaian tanda (kode) yang jadi persyaratan anak-anak yang hidup di dalamnya.
  • Melalui berbagai lembaga (terutama keluarga) menunjukkan bentuk ka-nalisasi, mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak diperbolehkan.
  • Hadiah dan hukuman dapat mengubah dorongan-dorongan impulsive jadi dorongan yang dapat diterima masyarakat. Dorongan yang ditekan tidak dapat hilang, jadi untuk sementara hilang tapi pada suatu saat dapat muncul kembali.
  • Masyarakat dapat mempengaruhi proses-proses perceptual dan kognitif anggota-anggotanya dengan sedemikian rupa.

Dengan demikian, suatu perkembangan kepribadian adalah perubahan jiwa, dalam hal ini perilaku seseorang secara terus menerus mengalami perkembangan atau menjadikan lebih sempurna di dalam kehidupan individu sesuai dengan berjalannya masa.

Tahapan Perkembangan Kepribadian

Tahapan perkembangan Kepribadian, menurut Erikson kecenderungannya bi-polar, yang terdiri dari :

1. Masa bayi (infancy)

Ditandai adanya kecenderungan trust-mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing tidak akan dipercayainya.

Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila dipangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.

2. Masa kanak-kanak awal (early childhood)

Ditandai adanya kecenderungan autonomy-shame, doubt. Pada masa ini sampai-batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia juga telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.

3. Masa pra sekolah (Preschool Age)

Ditandai adanya kecenderungan initiative-guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan.

Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.

4. Masa Sekolah (school Age)

Ditandai adanya kecenderungan industry-inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya.

Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadangkadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.

5. Masa Remaja (adolescence)

Ditandai adanya kecenderungan identity-Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya.

Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan.

Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak,sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terha-dap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.

6. Masa Dewasa Awal (young adulthood)

Ditandai adanya kecenderungan intimacy-isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ika-tan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham.

Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orangorang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.

7. Masa Dewasa (Adulthood)

Ditandai adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat.

Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas.

Untuk mengerjakan atau mencapai hal –hal tertentu ia mengalami hambatan.

8. Masa hari tua (Senescence)

Ditandai adanya kecenderungan ego integrity-despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi,semua yang telah dikaji dan didalaminya telah  menjadi milik pribadinya.

Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau  tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa.

Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acap kali menghantuinya.

Struktur Kepribadian

Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego.

Id adalah sistem kepribadian yang asli (the true psychic reality), berisi impuls agresif dan libinal) merupakan aspek biologi kepribadian (diwariskan) dan berkaitan dengan aspek jasmaniah. Id merupakan dunia batin (subyektivitas) manusia yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia luar.

Id berfungsi menghindari ketidaksenangan  karena sistem kerjanya kesenangan “pleasure principle”. Id menghilangkan ketidaksenangan melalui reflex (misalnya bersin, batuk, berkedip) dan proses primer (misalnya pada saat lapar membayangkan makanan). Untuk menghubungkan dua cara tersebut dengan dunia nyata (realitas), maka perlu ego.

Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Ego merupakan aspek psikologi kepribadian yang timbul karena kebutuhan organisma untuk berhubungan dengan dunia nyata (realitas).

Ego berpegang pada prinsip kenyataan dan beroperasi menurut proses sekunder, yaitu proses berpikir realistis.

Super ego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik – buruk, salah – benar, boleh-tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.

Super ego merupakan aspek sosiologis dan moral kepribadian, karena lebih mengejar kesempurnaan, bukan kenikmatan/ kesenangan. Bisa dikatakan juga sebagai cermin sesuatu yang ideal bukan yang riil (nyata).

Super ego berfungsi memberikan pemahaman benar vs salah, pantas vs tidak pantas, sehingga sesuai dengan moral masyarakat.

Super ego menberikan dorongan pada ego agar mengganti tujuan realistis dengan tujuan moralis dan mengajarkan  hal-hal yang ideal. Super ego berisi dua hal yaitu concientia ( menghukum orang dengan rasa berdosa) dan ich ideal ( memberi hadiah dengan rasa bangga terhadap diri)

Gerald Corey menyatakan dalam perspektif aliran Freud ortodoks, manusia dilihat sebagai sistem energi, dimana dinamika kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk mendistribusikan energi psikis kepada id, ego dan super ego, tetapi energi tersebut terbatas, maka satu diantara tiga sistem itu memegang control atas energy yang ada, dengan mengorbankan dua sistem lainnya.

Jadi kepribadian manusia sangat ditentukan oleh energy psikis yang menggerakkan (libido).

Tipologi Kepribadian

Apa yang dimaksud dengan tipologi kepribadian?

Tipologi adalah usaha untuk menggambarkan kepribadian manusia dengan melakukan kategorisasi dan penyederhanaan terhadap berbagai kemungkinan kombinasi kepribadian. Meskipun demikian, kita tetap berpegang pada pemahaman bahwa setiap manusia itu unik, tipologi kepribadian digunakan untuk membantu memahami kepribadian diri sendiri maupun orang lain.

Banyak teori dan ahli yang membahas tentang tipologi manusia, dibawah ini dipaparkan dua pandangan ahli yaitu tipologi C.G Jung dan Hipocrates-Galenus.

Berikut Penjelasan lengkapnya!

1. Tipologi C.G Jung

Tipologi C.G Jung menggolongkan kepribadian manusia kedalam tiga golongan, antara lain:

  • Introvert, yaitu tipe kepribadian dimana minatnya lebih mengarah ke dalam pikiran dan pengalaman sendiri. Jadi tindakannya lebih dipengaruhi oleh dunia dari dalam dirinya sendiri. Orang dengan tipe kepribadian ini mempunyai sifat tertutup, banyak fantasi, tidak tahan kritik, mudah tersinggung, sukar bergaul, sukar dimengerti orang lain dan suka membesar-besarkan kesalahannya.
  • Extrovert, yaitu tipe kepribadian dimana tindakannya lebih banyak dipengaruhi dunia luar. Orang dengan kepribadian ini, bersifat terbuka,lincah dalam pergaulan, periang, ramah, ekspresi emosinya spontan, kebal terhadap kritik, tidak begitu merasakan kegagalan serta tidak banyak mengadakan analisis dan kritik diri sendiri.
  • Ambivert, tipe kepribadian dimana orang tersebut memiliki kedua tipe dasar dan sulit untuk memasukkan ke dalam salah satu tipe.

2. Hipocrates-Galenus

Hipocrates-Galenus, teori ini yang paling popular dimana merupakan pengembangan dari teori Empedokretus. Teori ini membagi kepribadian manusia berdasarkan empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia, yaitu sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning), Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam), Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah).

Berikut penjelasan dari ke empat sifat tersebut, antara lain:

  • Tipe Kepribadian Koleris, yaitu cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang koleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.
  • Tipe Kepribadian Melankolis, yaitu cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang yang melankolis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.
  • Tipe Kepribadian Plegmatis, yaitucairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang yang plagmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan sabar.
  • Tipe Kepribadian Sanguinis yaitu, cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak mudah putus asa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian

Secara umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh lima factor, antara lain:

1. Biologis (Heredity)

Aspek biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai kondisi biologis yang unik, berbeda dari orang lain.

Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan orang lain, bahkan anak kembar sekalipun.

Faktor keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan, perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.

2. Lingkungan Alam (Natural Environment)

Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam. Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola perilaku masyarakat dan kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam.

3. Sosial (Social Heritage) atau Kebudayaan

Kita tahu bahwa antara manusia, alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. manusia berusaha untuk mengubah alam agar sesuai dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup.

4. Pengalaman Kelompok Manusia (Group Experiences)

Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Kelompok manusia, sadar atau tidak telah memengaruhi anggota-anggotanya.

5. Pengalaman Unik (Unique Experience)

Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama pula.

Mengapa demikian?

Walaupun mereka pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam beberapa hal lainnya. Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman siapapun yang secara sempurna menyamainya.

BACA JUGA: Arti sikap menurut psikolog itu apa?

Kesimpulan

Jadi, pengertian kepribadian adalah suatu organisasi yang unik (khas) pada diri individu ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan, sehingga menjadi penentu atau pengaruh terhadap tingkah laku. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat yang dimiliki seseorang apabila berhubungan dengan orang lain.

Perkebangan kepribadian terjadi dalam tiga fase, yaitu fase keseluruhan tanpa deferensiasi, fase diferensiasi, fase integrasi, dimana ketiga fase tersebut tidak adapat dibatasi dengan tajam, karena punya overlapping satu sama lain, juga dapat maju (progresif) dan dapat juga mundur (regresi). Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh pembawaan/ bakat dan lingkungan.

Berdasarkan perkem-bangannya menurut Erikson terbagi menjadi masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa pra sekolah, masa sekolah, masa remaja, masa dewasa awal, masa dewasa dan masa hari tua.

Struktur kepribadian manusia menurut teori psikoanalitik itu terdiri dari id, ego dan superego. Id merupakan aspek biologi kepribadian (diwariskan) dan berkaitan dengan aspek jasmaniah, bekerja berdasarkan prinsip kesenanan. Ego merupakan aspekpsikologis kepribadian, bekerja berdasarkan prinsip kenyataan dan beroperasi menurut proses berpikir realitas.

Super ego merupakan aspek sosiologis dan moral kepribadian, bekerja dengan prinsp kesempurnaan.

Tipologi kepribadian menurut C.G Jung terbagi menjadi tipe introvert, tipe ektrover dan ambivert. Sedangkan menurut Hipocrates-Galenus  membagi kepribadian manusia berdasarkan empat macam cairan tubuh yang dominan dalam tubuh manusia, yaitu tipe choleris (empedu kuning),  melancholelis (empedu hitam), phlegmatis (lendir) dan sanguis. Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh faktor biologis (Heredity), lingkungan alam, lingkungan social/kebudayaan, pengalaman berkelompok dan pengalaman unik.

Demikian penjelasan lengkap seputar pengertian kepribadian di atas, semoga bermanfaat untuk kita semua!

5/5 – (1 vote)

Kami, Mengucapkan Terimakasih Telah Berkunjung ke, Ikatandinas.com

DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA