Pengertian Biopsikologi

Pengertian Biopsikologi

Pengertian biopsikologi akan menjadi pembahasan kita kali ini. Jadi, apa yang dimaksud biopsikologi? Mau tahu kan, yuk simak penjelasannya.

Definisi Biopsikologi

Pengertian Biopsikologi
Pengertian Biopsikologi

Biopsikologi adalah ilmu aplikasi/ terapan biologi (ilmu hayati) dan psikologi (ilmu tentang perilaku manusia). Dengan demikian bio-psikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Dalam hal ini ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan dari pada induk asal.

Sebagai contoh sifat pendiam, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.

Bacaan Lainnya

Berangkat dari konsep biopsikologi, maka kita harus berpikir bahwa untuk mempelajari perkembangan manusia, kita harus membedakan dua hal yaitu proses pematangan dan proses belajar.

Proses pematangan berarti proses pertumbuhan yang meyangkut penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh sehingga terjadi perubahan-perubahan perilaku, terlepas ada tidaknya proses belajar.

Proses belajar berarti proses mengubah atau mempelajari perilaku melalui latihan, pengalaman dan kontak dengan lingkungan. Selain dua hal tersebut tentunya faktor pembawaan atau bakat juga mempengaruhi perkembangan manusia.

Tahapan Perkembangan Pada Manusia

Berikut adalah tahap-tahap pada perkembangan biopsikologi manusia, antara lain:

1. Masa kanak-kanak

Merupakan awal masa kehidupan manusia, dimulai  saat manusia dilahirkan. Saat itu manusia dalam keadaan sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada orang lain, terutama ibunya.

Seorang anak memerlukan waktu yang sangat lama sampai ia lepas sendiri. Pada masa ini penting sekali peranan orang tua terhadap perkembangan kepribadian anak. Pengaruh orang tua dan lingkungan tidak berhenti dimasa kanak-kanak saja, tetapi berlangsung terus, kadang sampai seumur hidup, khususnya pengaruh pengalaman yang menegangkan, menakutkan dan membahayakan.

Pada usia 2 atau 3 tahun seorang anak mulai melihat kemampuan-kemampuan tertentu pada dirinya, demikian juga sikap terhadap orang lain pun berubah. Di satu pihak membutuhkan orang tua, dilain pihak keakuannya mulai tumbuh dan ingin mengikuti kehendaknya sendiri.

Masa ini disebut nagativisme pertama. Masa negativism kedua timbul usia 5-6 tahun, saat anak mulai mengenal lingkungan yang lebih luas.

Masa negativisme kedua ditandai sikap temper  tantrum yaitu perilaku mengamuk, menagis, menjerit, menyerang dan menyakiti dirinya sendiri apabila ada keinginannya tidak terpenuhi.

Pada anak penting juga kontak social di luar rumah, seperti hubungan dengan teman sebaya di luar sekolah lambat laun menghilangkan rasa malu-malunya. Anak menjadi lebih berani dan belajar hidup dalam lingkungan dimana ia menjadi pusat perhatian.

Ia harus cukup berani mempertahankan haknya, sebaliknya ia harus mengakui hak orang lain. Ia pun dituntut harus bekerja sama dengan orang lain, tingkah lakunya mulai diatur norma-norma.

2. Masa Remaja

Merupakan masa transisi dimana individu dihadapkan pada situasi yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak tetapi dipihak lain ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa.

Hal ini sering kali menimbulkan perilaku-perilaku aneh, canggung dan kalau tidak terkontrol bisa menjadi kenakalan.

Sebagai upaya mencari identitas dirinya sendiri, seorang remaja sering membantah orang tuanya, karena ia sudah punya pendapat sendiri, cita-cita sendiri serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.

Oleh karena itu masa remaja disebut masa negativism ketiga. Persoalan lain yang mengganggu para remaja biasanya ditandai oleh kematangan seksual, dalam arti organ-organ seksualnya sudah dapat berfungsi untuk mengebangkan keturunan. Perubahan sekunder pun terjadi, badan bertambah tinggi dan cepat, mulai tumbuh rambut pubis.

Pada pria suara membesar, timbul jakun dan otot-otot mulai tumbuh. Pada wanita dada dan pinggul membesar. Perkembangan yang cepat menuntut penyesuaian perilaku yang cepat pula, tetapi umumnya penyesuaian perilaku tidak secepat pertumbuhannya.

Timbul masalah dengan matangnya fungsi seksual, dimana timbul dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksual, tetapi budaya tidak mengizinkan hubungan seksual diluar perkawinan.

Perkawinan menuntut persyaratan yang berat, yang bisa terpenuhi setelah masa remaja. Hal ini menyebabkan remaja mencarai pemuasan dengan mengkhayal, membaca buku / mengakses hal porno.

Menghadapi remaja orang tua harus bijak dengan sedikit-demi sedikit melepas kontrolnya, agar anak benar-benar dapat mandiri pada saat dewasa. Jika orang tua tetap mempertahankan otoritasnya, meskipun anak sudah dewasa, maka si anak akan tetap tergantung pada orang tua, tidak pernah menjadi dewasa sepenuhnya dalam kepribadian.

Menurut Stolz, perkembangan pada masa remaja terbagi menjadi empat tingkat, yaitu:

  • Masa Pra puber, berlangsung satu atau dua tahun sebelum masa remaja sesungguhnya. Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan terhambat sementara.
  • Masa puber atau masa remaja, berlangsung 2,5 s/d 3,5 tahun. Perubahan sangat nyata dan cepat dimana anak perempuan lebih cepat memasuki masa ini dari pada laki-laki.
  • Masa post puber, pertumbuhan cepat sudah berlalu, meskipun masih ada perubahan-perubahan pada beberapa bagian badan.
  • Masa akhir puber, melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda-tanda kedewasaan.

Keempat tahap tersebut berlangsung salama 9 sampai 10 tahun.

3. Masa Dewasa

Setiap perkembangan senantiasa ada problemnya, demikian juga dengan masa dewasa. Memasuki alam kedewasaan, seorang laki-laki harus mempersiapkan diri untuk dapat hidup dan menghidupi keluarganya.

Ia harus mulai bekerja untuk mencari nafkah dan membina karier. Demikian juga dengan kaum perempuan yang harus mempersiapkan diri untuk berumah tangga, dituntut menjalankan peran sebagai istri dan ibu.

Pada umumnya dalam kehidupan masyarakat, peran wanita dan laki-laki berbeda. Laki-laki mencari nafkah, agresif dan dominan, sedangkan wanita mengurus rumah tangga, pasif dan lebih submisif.

Tingkah lakunya pun berbeda, dimana laki-laki lebih kasar dibanding wanita. Perbedaan tersebut tidak semata disebabkan factor biologis tetapi banyak ditentukan oleh factor kebudayaan.

Sesuai kondisi kebudayaan dan lingkungan, pada beberapa orang tertentu baik laki-laki atauapun perempuan, terdapat gejala khusus pada waktu usia 40 tahun tercapai atau terlewati.

Pada beberapa laki-laki terjadi nampak gejala seperti perilaku remaja kembali (senang bersolek, jatuh cinta lagi, pemarah, emosional), orang awan menyebutnya puber kedua.

Pada wanita kelihatan depresi (murung), cepat marah, biasanya diikuti perasaan cemas/khawatir kehilangan kasih sayang suami dan anaknya yang mulai dewasa, serta kehilangan identitas kewanitaan (menopause).

Oleh karena itu usia 40 tahunan sering disebut usia pertengahan atau setengah baya, dimana pada sebagian orang merupakan krisis.

4. Masa tua

Problem utama adalah rasa kesepian dan kesendirian. Mereka sudah bisa melewatkan kesibukan dalam pekerjaan yang merupakan pegangan hidup dan dapat memberikan rasa aman dan rasa harga diri.

Pada saat pensiun, hilang kesibukan, anak-anak mulai menikah dan meninggalkan rumah. Badan mulai lemah dan tidak memungkinkan bepergian jauh.

Hal ini menyebabkan semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan mengalami kemunduran mental. Hal ini disebabkan kemunduran fungsi otak, sehingga sering lupa, daya konsentrasi berkurang, biasanya disebut kemunduran senile.

Pada saat pensiun umumnya masih cukup kuat, sehingga harus diusahakan agar kesibukannya tidak terhenti dengan tiba-tiba.

Beberapa cara untuk menghindari penghentian kegiatan secara mendadak yaitu:

  1. Memberikan masa bebas tugas sebelum pension.
  2. Memberikan pekerjaan yang lebih ringan sebelum pension.
  3. Mencari pekerjaan lain dalam masa pension.
  4. Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kegemaran dalam masa pensiun.

BACA JUGA: Contoh Perilaku Abnormal?

Kesimpulan

Biopsikologi adalah ilmu aplikasi/ terapan biologi (ilmu hayati) dan psikologi (ilmu tentang perilaku manusia), konsep biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia tergantung pewarisan dari induk asal.

Berdasarkan hal tersbut, mempelajari perkembangan manusia, tidak terlepas dari proses pematangan atau proses pertumbuhan yang meyangkut penyempurnaan fungsi tubuh dan proses belajar dari latihan dan kontak dengan lingkungan.

Tahapan perkembangan biopsikologi dmulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa dan masa tuan, yang masing-masing tahapan memiliki karakterstik pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.

4.2/5 – (52 votes)

Kami, Mengucapkan Terimakasih Telah Berkunjung ke, Ikatandinas.com

DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA