Proses Sensorik Motorik

Proses Sensorik Motorik

Pengertian dan proses sensorik motorik menjadi lanjutan pembahasan dari biopsikologi. Nah, untuk memperjelas pemahaman kamu, silahkan simak artikel ini!

Proses Sensorik

Proses Sensorik Motorik
Proses Sensorik Motorik

Apa yang disebut dengan proses sensorik?

Proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau mengorganisasikan input sensorik yang diterima. Secara umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses masuknya rangsang melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan.

Bacaan Lainnya

Berikut alat indra yang terlibat dalam proses sensoris, antara lain:

No.Rangsang stimulus)Penerima (ReseptorPerasaan (Sensitivitas)
1.CahayaMataPenglihatan
2.SuaraTelingaPendengaran
3.Panas, dingin, dan tekananKulitPerabaan
4.GasHidungPenciuman

Proses sensoris diawali dengan pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar dengan mempergunakan alat indera.

Pengamatan dengan anggapan atau respon memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat stimulus atau rangsangan mengenai indera dan menghasilkan kesadaran dan pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran setelah stimulus tidak ada.

Proses awal dari pengamatan disebut dengan perhatian, sedangkan proses akhir disebut persepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang atas dasar pengalaman yang lalu.

Pengamatan akan terjadi bila ada perhatian terhadap rangsang, ada stimulus mengenai alat indra, saraf sensoris meneruskan rangsang ke otak dan individu menyadari adanya rangsang.

Jadi pengamatan melalui tiga proses, yaitu fisik (stimulus mengenai indra), fisiologis (stimulus diteruskan oleh saraf sensoris ke otak) dan psikologis (interpretasi terhadap stimulus yang diterima otak).

Persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum di sadari sebelumnya sehingga individu belum mampu membedakan dan melakukan pemisahan apa yang dihayati.

Apabila pengalaman tersebut telah disadari sehingga individu sudah mampu membedakan dan melakukan pemisahan antara subjek dengan objek, disebut ‘’apersepsi’’ dalam pengamatan yang di utamakan adalah kualitas objek bukan kuantitas objek.

Secara psikologi perbedaan benda yang diamati  bersifat  kualitatif, dengan tidak mengabaikan proses fisiologi, secara psikologi sikap seseorang.

Berdasarkan hal tersebut tahapan proses sensorik diawali dengan penerimaan input (registration), yaitu individu menyadari akan adanya input.

Proses selanjutnya adalah orientation, yaitu tahap dimana individu memperhatikan input yang masuk. Tahap berikutnya, kita mulai mengartikan input tersebut (interpretation).

Selanjutnya adalah tahap organization, yaitu tahap dimana otak memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan input ini.

Tahap terakhir adalah execution, yaitu tindakan nyata yang dilakukan terhadap input sensorik tadi (Williamson dan Anzalone, 1996).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sensoris

Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor-faktor sebagai berikut:

  • Keadaan indera yang sehat dan sempurna akan mempengaruhi kesempurnaan proses sensoris.
  • Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsi dan apabila perhatian kurang akan mengganggu konsentrasi sehingga proses sensoris tidak sempurna.
  • Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu proses sensoris.
  • Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.

Gangguan Mental Karena Faktor Proses Sensoris Terhadap Perilaku

Proses sensoris yang terjadi pada seseorang ternyata jika tidak berjalan semestinya dapat menimbulkan gangguan mental yang tercermin dalam perilaku sebagai berikut:

1. Osilasi (ayunan)

Osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah beralih sehingga menyebabkan kesan yang selalu berubah.

2. Ilusi

Ilusi terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan. Dalam ilusi terjadi kesalahan pengamatan.

Penyebab terjadinya ilusi, antara lain:

  • Keadaan fisik, ada penyebab rangsangan yang keliru.
  • Kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa,misal : tebangan pohon pisang dikira mayat.
  • Harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai prasangka.
  • Tidak adanya analisis terhadap kesan yang diterima dan adanya kesan secara keseluruhan.

3. Halusinasi

Halusinasi, terjadi apabila individu mempunyai kesan tentang sesuatu, atau dikatakan sebagai bentuk kesalahan pengamatan tanpa obyek pengindraan dan tidak disertai stimulus yang adekuat.

Proses Motorik

Proses Motorik
Proses Motorik

Apa yang dimaksud dengan proses motorik?

Motorik dapat diartikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.

Proses motorik terjadi atas kerja beberapa bagian tubuh, yaitu : saraf, otak dan otot. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi positif”, artinya unsur – unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya.

Gerakan motorik berupa :gerakan involunter (gerakan yang tidak dikendalikan kehendak), gerakan volunter (gerakan yang dikendalikan kehendak) dan gerakan reflex. Gerakan reflex timbul sebagai akibat adanya stimulus reseptor di dalam tendo, jaringan otot, kulit, selaput lender, mata ataupun telinga.

Terdapat berbagai jenis gerakan motorik , gerakan reflex, gerakan terprogram dan gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjit, serta gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan.

Pada proses motrik terjadi peristiwa-peristiwa laten yang tidak dapat diamati yaitu penerimaan informasi, pemberian makna terhadap informasi, pengolahan informasi, proses pengambilan keputusan,dan dorongan untuk melakukan berbagai bentuk aksi-aksi motorik.

Proses motorik merupakan keseluruhan yang terjadi pada tubuh manusia, yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik.

Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia. Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubungan.

Persamaan: setiap terjadi proses dalam tubuh manusia maka akan menghasilkan gerak. Perbedaan : Motorik tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan, berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati.

Proses motorik juga menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan motorik. Gerakan motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.

Didalam tubuh manusia terdapat tiga komponen, uatama yang berperan dalam proses gerakan, yaitu :

  • Analisator adalah alat penerima rangsangan, seperti mata (optik), akustik (pendengaran), taktil (alat perasa atau kulit) dan semua yang berhubungan dengan stimulus
  • Kinestetik adalah alat penerima rangsangan yang berbentuk saraf dan otot yang terdapat pada tubuh manusia.
  • Vestibular adalah perasaan gerak yang terletak didalam telinga.

Hubungan sensorik dengan perilaku

Proses sensoris menyebabkan manusia dapat mengenal alam diluar dirinya, yang berguna untuk mengembangkan dirinya sebagai makhluk social.

Akibat dari proses sensorik manusia dapat berperilaku dalam bentuk, antara lain:

1. Fantasi

Yaitu suatu daya untuk mencipatakan sesuatu yang baru. Menurut kejadiannya ada fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut fantasi aktif) dan ada pula fantasi yang tidak disadari (fantasi pasif).

Dengan fantasi manusia dapat menciptakan sesuatu yang baru, bersimpati kepada sesama manusia meskipun jauh, mengikuti perjalanan sejarah (walau sudah lampau) dan menghilangkan perasaan duka ke dunia indah.

2. Berpikir

Yaitu gejala jiwa yang dapat menghubungkan pengetahuan yang dimilki manusia. Berpikir merupakan proses “tanya jawab” antara pengetahuan yang dimiliki dengan apa yang baru, dengan menggunakan akal.

Hubungan dapat terjadi sebagai sebab-akibat, hubungan tempat, hubungan perbandingan dan hubungan waktu.

3. Perasaan

Yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira dan lain-lain.

Berdasarkan perasan, manusia dapat dibagi dua golongan, yaitu golongan eukolia (orang yang selalu merasa gembira atau optimis) dan golongan diskoloi (orang yang sealu merasa tidak senang, murung dan pesimis.

BACA JUGA: Tahu Nggak Apa itu Biopsikologi?

Kesimpulan

Proses sensorik merupakan proses masuknya rangsang melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan, dimana tiap pancaindra memiliki reseptor.

Proses sensoris diawali dengan  pengamatan yang terjadi pada saat stimulus mengenai alat indra. Pengamatan itu sediri terjadi melalui proses fisik, fisiologis dan psikologis. Dengan demikian proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila  keadaaan indera sehat dan sempurna, adanya perhatian pada obyek, kekuatan rangsangan dan kondisi saraf baik.

Proses motorik diartikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.

Proses motorik terjadi atas kerja beberapa bagian tubuh, yaitu saraf, otak dan otot. Gerakan motorik berupa gerakan involunter, volunteer dan reflex. Terdapat tiga komponen yang berperan dalam proses motrik yaitu analisator, kinestetik dan vestibulator. Karena adanya proses sensoris manusia dapat berperilaku dalam bentuk fantasi yaitu, berpikir dan memiliki perasaan.

Dengan fantasi manusia dapat mencipatakan sesuatu yang baru, bersimpati, mengikuti perjalanan sejarah dan menghilangkan rasa duka.

Karena memiliki kemampuan berpikir, manusia dapat  menghubungkan pengetahuan yang dimilkinya. Sedangkan dengan memiliki perasaan, maka manusia dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang dan sedih-gembira.

Demikian penjelasan seputar proses sensorik motorik dalam perspektif ilmu psikologi, semoga bermanfaat untuk kita semua!

4.5/5 – (11 votes)

Kami, Mengucapkan Terimakasih Telah Berkunjung ke, Ikatandinas.com

DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA