Apa makna dari adaptasi atau tahukah kamu pengertian adaptasi itu? Kamu perlu tahu dong, sering ngomong adaptasi tetapi gak paham definisinya. Yuk, simak materi lengkapnya!
Pengertian Adaptasi Menurut Para Ahli
Adaptasi merupakan pertahanan yang didapat sejak lahir atau diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk mengatasi stress.
Ada beberapa ahli yang menjelaskan pengertian adaptasi, diantaranya :
1. W.A Gerungan
W.A Gerungan, menyebutkan bahwa penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan atau mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplastik), sedangkan mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan diri, sifatnya aktif (alloplastik).
2. Soeharto Heerdjan
Soeharto Heerdjan, menyebutkan penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan.
Berdasarkan pengertian diatas, adaptasi merupakan usaha individu mengatasi atau menyesuaikan diri terhadap stress yang dialaminya. Adaptasi merupakan suatu cara penyesuaian yang berorientasi pada tugas (task oriented).
Tujuan Adaptasi
Nah, apa sih tujuan beradaptasi, setidaknya ada empat, antara lain:
- Menghadapi tuntutan keadaan secara sadar.
- Menghadapi tuntutan keadaan secara realistic.
- Menghadapi tuntutan keadaan secara obyektif.
- Menghadapi tuntutan keadaan secara rasional.
Macam-Macam Adaptasi
Berikut adalah macam-macam dari adaptasi, antara lain:
1. Adaptasi fisiologis
Adaptasi fisiologis, yaitu respon tubuh terhadap stressor untuk mempertahankan fungsi kehidupan, yang dirangsang oleh faktor eksternal dan internal.
Mekanisme fisiologis adaptasi berfungsi melalui umpan balik negatif, yaitu suatu proses dimana mekanisme kontrol merasakan suatu keadaan abnormal seperti penurunan suhu tubuh dan membuat suatu respons adaptif seperti mulai mengigil untuk membangkitkanpanas tubuh. Mekanisme utama yang digunakan tubuh dalam menghadapi stressor dikontrol oleh medula oblongata, formasi retikuler dan hipofisis.
Riset klasik yang telah dilakukan oleh Hans Selye telah mengidentifikasi dua respons fisiologis terhadap stress, yaitu:
# LAS (Lokal Adaptasion Syndrome)
LAS (Lokal Adaptasion Syndrome) adalah respon tubuh dengan menghasilkan banyak respons setempat terhadap stres, responnya berjangka pendek. Karakteristik dari LAS antara lain:
- Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua sistem.
- Respons bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
- Respons bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
- Respons bersifat restorative.
# GAS (General Adaptasion Syndrom)
GAS (General Adaptasion Syndrom), merupakan respons fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stress. Respons yang terlibat didalamnya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem neuroendokrin. GAS diuraikan dalam tiga tahapan berikut:
- Fase alarm, melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakkan respons melawan atau menghindar. Respons ini bisa berlangsung dalam hitungan menit sampai jam. Bila stressor menetap maka individu akan masuk kedalam fase resistensi.
- Fase resistance (melawan), individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi, gejala stress menurun atau normal. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapan terakhir dari GAS yaitu: fase kehabisan tenaga.
- Fase exhaustion (kelelehan), merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stress. Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersebut.
2. Adaptasi psikologis
Perilaku adaptasi psikologi dapat konstruktif atau destruktif. Perilaku konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik. Perilaku destruktif mempengaruhi orientasi realitas, kemampuan pemecahan masalah, kepribadian dan situasi yang sangat berat, kemampuan untuk berfungsi.
Perilaku adaptasi psikologis juga disebut sebagai mekanisme koping. Mekanisme ini dapat berorientasi pada tugas, yang mencakup penggunaan teknik pemecahan masalah secara langsung untuk menghadapi ancaman atau dapat juga mekanisme pertahanan ego, yang tujuannya adalah untuk mengatur distress emosional , sehingga memberikan perlindungan individu terhadap ansietas dan stress.
Mekanisme pertahanan ego adalah metode koping terhadap stress se-cara tidak langsung,dibagi menjadi:
# Task oriented behavior
Task oriented behavior, yaitu perilaku berorientasi tugas mencakup penggunaan kemampuan kognitif untuk mengurangi stress, memecahkan masalah, menyelesaikan konflik dan memenuhi kebutuhan.
Tiga tipe umum perilaku yang berorientasi tugas adalah :
- Perilaku menyerang, adalah tindakan untuk menyingkirkan atau mengatasi suatu stressor.
- Perilaku menarik diri, adalah menarik diri secara fisik atau emosional dari stressor.
- Perilaku kompromi, adalah mengubah metode yang biasa digu- nakan, mengganti tujuan atau menghilangkan kepuasan terhadap kebutuhan untuk memenuhi lain atau untuk menghindari stress.
# Ego dependen mechanism
Ego dependen mechanism, yaitu perilaku tidak sadar yang memberikan perlindungan psikologis terhadap peristiwa yang menegangkan.
Mekanisme ini sering kali diaktifkan oleh stressor jangka pendek dan biasanya tidak mengakibatkan gangguan psikiatrik. Ada banyak mekanisme pertahanan ego, diantaranya:
- Represi, yaitu menekan keinginan, impuls/dorongan, pikiran yang tidak menyenagkan ke alam tidak sadar dengan cara tidak sadar.
- Supresi, yaitu menekan secara sadar pikiran, impuls, perasaan yang tidak menyenangkan ke alam tidak sadar.
- Reaksi formasi, yaitu tingkah laku berlawanan dengan perasaan yang mendasari tingkah laku tersebut.
- Kompensasi, tingkah laku menggantikan kekurangan dengan kelebihan yang lain, bisa kompensasi langsung atau kompensasi tidak langsung
- Rasionalisasi, yaitu berusaha memperlihatkan tingkah laku yang tampak sebagai pemikiran yang logis bukan karenakeinginan yang tidak disadari.
- Substitusi, mengganti obyek yang bernilai tinggi dengan obyek yang kurang bernilai tetapi dapat diterima oleh masyarakat.
- Restitusi, mengurangi rasa bersalah dengan tindakan pengganti.
- Displacement, yaitu memindahkan perasaan emosional dari obyek sebenarnya kepada obyek pengganti.
- Proyeksi, memproyeksikan keinginan, perasaan, impuls, pikiran pada orang lain/obyek lain/lingkungan untuk mengingkari.
- Simbolisasi, yaitu menggunakan obyek untuk mewakili ide/emosi yang menyakitkan untuk diekspresikan.
- Regresi, yaitu ego kembali pada tingkat perkembangan sebelum-nya dalam pikiran, perasaan dan tingkah lakunya.
- Denial, mengingkari pikiran, keinginan, fakta dan kesedihan.
- Sublimasi, memindahkan energi mental (dorongan)yang tidak dapat diterima kepada tujuan yang dapat diterima masyarakat.
- Reaksi konversi, yaitu memindahan konflik mental pada gejala fisik.
- Introyeksi, yaitu mengambil alih semua sifat dari orang yang berarti menjadi bagian dari kepribadiannya sekarang.
Kesimpulan
Jadi, pengertian adaptasi merupakan usaha individu mengatasi atau menyesuaikan diri terhadap stress yang dialaminya. Adaptasi bertujuan supaya dapat menghadapi tuntutan secara sadar, realistic, obyektif dan rasional. Adaptasi bisa terjadi secara fisiologik maupun psikologik.
Adaptasi fisiologik dapat terjadi secara local maupun secara general. Perilaku adaptasi psikologis juga disebut sebagai mekanisme koping. Mekanisme koping tebagi dua, yaitu task oriented behavior dan ego dependen mechanism.
Demikian penjelasan lengkap seputar pengertian persepsi, semoga bermanfaat untuk semua, terima kasih!