Pengukuran psikologi akan menjadi pokok bahasan psikologi kali ini. Tetapi, sebelum kita membahasan tentang pengkuran dan uji psikologis, kita pahami dulu apa yang dimaksud pengkuran?
Pengertian Pengukuran dan uji psikologis
Pengukuran bisa disebut juga test atau evaluasi yang menunjukkan satu nama atau satu makna, hanya bila disambungkan dengan permasalahan yang sesungguhnya akan berbeda arti.
Proses pengukuran berkenaan dengan mengkonstruksi, mengadministrasi dan penskoran test. Perbedaan pengukuran dan penilaian adalah kegiatan yang dilakukan terhadap kemampuan dan kemajuan belajar, sedangkan penilaian adalah aktivitas yang dilakukan terhadap tingkah laku yang bersifat kualitatif.
Pengukuran berlaku untuk test hasil belajar dan sampai batas-batas tertentu juga untuk test bakat. Untuk test-test sikap dan kepribadian dipergunakan istilah penilaian.
Tes psikologis adalah bidang yang ditandai dengan penggunaan contoh perilaku dalam rangka untuk menilai psikologis membangun, seperti fungsi kognitif dan emosional, tentang individu tertentu.
Dengan demikian, pengukuran psikologi merupakan pengukuran dengan obyek psikologis tertentu. Objek pengukuran psikologi disebut sebagai psychological attributes atau psychological traits, yaitu ciri yang mewarnai atau melandasi perilaku.
Perilaku sendiri merupakan ungkapan atau ekspresi dari ciri tersebut, yang dapat diobservasi. Namun tidak semua hal yang psikologis dapat diobservasi. Oleh karena itu dibutuhkan indikator-indikator yang mem-berikan tanda tentang derajat perilaku yang diukur.
Agar indikator-indikator tersebut dapat didefinisikan dengan lebih tepat, dibutuhkan psychological attributes / traits yang disebut konstruk (construct) dikenal sebagai variabel laten. Sebuah tes psikologi harus berguna/ berlaku baik (misalnya, ada bukti untuk mendukung interpretasi tertentu dari hasil tes dan handal (yaitu, internal konsisten atau memberikan hasil yang konsisten dari waktu ke waktu, melintasi penilai, dll).
Tes adalah kegiatan mengamati atau mengumpulkan sampel tingkah laku yang dimiliki individu secara sistematis dan terstandar.
Konstruk adalah konsep hipotesis yang digunakan oleh para ahli yang berusaha membangun teori untuk menjelaskan tingkah laku. Indikator dari suatu konstruk psikologis diperoleh melalui berbagai sumber seperti hasil-hasil penelitian, teori, observasi, wawancara, elisitasi (terutama untuk konstruk sikap); lalu dinyatakan dalam definisi operasional.
Alat pengukur merupakan alat bantu dalam tujuan keseluruhan penyelidikan psikologis dan tidak boleh diabaikan. Pengukuran berlaku untuk test hasil belajar dan sampai batas-batas tertentu juga bisa untuk test bakat.
Untuk test sikap dan kepribadian dipergunakan istilah penilaian. Setiap penilaian pada hakekatnya dicakup oleh proses belajar seseorang individu yang menyangkut seluruh kepribadian, meliputi : pengalaman, sikap, minat, kematangan dan pertumbuhan serta kemampuannya.
Jadi penilaian itu menyangkut seluruh kondisi kehidupan psikis maupun fisik di dalam situasi dan waktu tertentu (disebut sampel tingkah laku).
Artinya, pada saat tes berlangsung, diharapkan data yang diperoleh merupakan representasi dari tingkah laku yang diukur secara keseluruhan.
Konsekuensi dari pemahaman ini antara lain:
- Terkadang hasil tes tidak menggambarkan kondisi pisikologis individu (yang diukur) yang sebenarnya.
- Hasil tes sangat dipengaruhi oleh faktor situasional seperti kecemasan akan suasana tes itu sendiri, kesehatan, keberadaan lingkungan fisik, misalnya. ramai, panas dan sebagainya.
- Hasil tes yang diambil pada suatu saat, belum tentu akan sama jika tes dilakukan lagi pada beberapa waktu kemudian (walaupun ini merupakan isu reliabililtas).
- Hasil tes belum tentu menggambarkan kondisi psikologis individu dalam segala konteks.
Jenis Tes Psikologi
Tes psikologi terdiri dari dua jenis, yaitu:
- Optimal Performance test, melihat kemampuan optimal individu.
- Typical Performance test, memuat perasaan, sikap, minat, atau reaksi-reaksi situasional individu. Tes ini sering disebut sebagai inventory test.
Ciri-ciri alat ukur
Nah, bagaimana dengan ciri-ciri alat ukurnya, antara lain:
1. Validitas
Validitas menunjukan hasil test sesuai dengan kriteria yang dirumuskan. Validitas hanya berlaku untuk kriteria tertentu.
Ada 3 validitas, antara lain:
- Validitas semu, hasilnya beraneka ragam dan tidak obyektif
- Validitas konten, di gunakan untuk test hasil belajar
- Validitas empiris, validitas yang memuaskan karena ada korelasi antara hasil dan kriteria test. Validitas empiris ada 2 yaitu validitas meramal dan status.
2. Reabilitas
Ketetapan dari nilai yang diperoleh sekelompok individu dalam kesempatan yang berbeda dengan test yang sama/item yang sama. Dipengaruhi oleh koefisien stabilitas, ekuivalen dan homogenitas test
3. Norma
Norma merupakan status quo (tidak mutlak) dan disesuaikan dengan kondisi. Norma dipakai pada kelompok yang besar, representative, bahan test harus sama dengan bahan yang dijadikan norma.
Langkah-langkah menyusun alat tes psikologis
Bagaimana Menyusun alat tes psikologis, antara lain:
- Identifikasi tujuan penggunaan tes.
- Identifikasi domain tingkah laku dan indikator-indikator yang mewakili konstruk.
- Membuat test specification (kisi-kisi).
- Menulis item berdasarkan kisi-kisi dengan memperhatikan criteria penulisan item
- Review item dan merevisi item, berdasarkan definisi operasional dari konstruk yang diukur, kisi-kisi dan kriteria penulisan item.
- Melakukan uji coba: 1. Tentukan sampel yang mewakili populasi yang dituju untuk uji coba, 2. Administrasikan uji coba, 3. Pengujian psikometri: analisis item, uji validitas dan reliabilitas, 4. Revisi item, 5. Kalau memungkinkan dan perlu, dilakukan uji coba lagi.
- Susun norma untuk interpretasi skor.
- Produksi alat tes psikologis baru.
Uji psikologi
Dalam lapang psikologi diartikan suatu cara untuk mengetahui intelegensi, ketekunan, bakat, minat dengan tujuan untuk menyelidiki watak dan kemampuan seseorang. Dilakukan dengan pemberian tugas untuk menyelesaikan sesuatu/ menelaah masalah tertentu.
Suatu uji psikologi merupakan alat untuk menetapkan apakah faset dari kesan yang diperkirakan dari seseorang adalah benar menurut fakta atau untuk menggambarkan bermacam-macam faset dengan seobyektif mungkin. Test psikolgi dipakai untuk membedakan manusia normal dan abnormal.
Test psikologi juga digunakan untuk meramalkan dan mendiagnosa.
Menurut Dyer suatu test tidak pernah menunjukan tujuan akhir dari suatu penyelidikan karena:
- Suatu test tunggal tak cukup memberi gambaran mengenai suatu kemampuan, sifat atau sikap perseorangan.
- Bahwa test jangan dikirakan mutlak, abadi interpretasinya.
- Bahwa tak dapat dianggap suatu mesin yang dapat diputar begitu saja untuk mendapatkan suatu hasil. Tes adalah suatu penilaian manusia, hasil pemikiran manusia setelah daya upaya keras dan bukan sesuatu yang bersifat fisik belaka.
Artikel Terkait: Pengertian Biopsikologi
Jenis-jenis Tes Psikologi
Oke. selanjutnya kita bahas jenis-jenis tes psikologi, antara lain:
1. Tes intelegensi
Tes intelegensi, tes untuk mengukur kecakapan umum. Tes intelegensi mengandung tiga aspek kemampuan, yatu : kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang harus dipecahkan.
Kemampuan melakukan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya dan kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah maupun terhadap dirinya sendiri.
Ada beberapa model seperti Binnet Test, Spearman Test, Thurstone Test. Tes-tes ini digunakan untuk mendeteksi beberapa ukuran intelegensi dengan IQ.
2. Tes kepribadian
Tes kepribadian, dilakukan untuk mengetahui keadaan jasmani, temperamen, sistem nilai dan sebagainya.
Aspek-aspek yang diuku, antara lain:
- Pengendalian diri
- Kepercayaan diri
- Hubungan interpersonal
- Komitmen
- Optimism
- Kemandirian
- Motivasi berprestasi
- Daya tahan terhadap stress,
- Penyesuaian diri dan sebagainya.
3. Tes bakat
Tes bakat, hasilnya untuk memprediksi penampilan. Aspek-aspek yang diukur, antara lain:
- Kemampuan berpikir
- Bekerja dengan angka
- Penalaran
- Visualisasi
- Kemampuan Bahasa
- Penalaran dibidang mekanik dan kecepatan respon.
4. Tes minat
Tes minat, biasanya dilakukan untuk memperkirakan minat individu dalam berbagai bidang pekerjaaan, antara lain:
- Out door
- Mekanik
- Komputasi
- Keilmiahan
- Persuasi
- Artistic
- Kesastraan
- Music
- Pelayanan social
Tes psikologi dikenal dengan nama psikotes, yang bertujuan untuk mengenali diri lebih obyektif, menerima keadaan diri secara obyektif, mampu mengemukaan berbagai aspek di dalam dirinya dan mampu mengelola informasi se-bagai dasar pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
BACA JUGA: Apa sih Arti Sikap itu?
Kesimpulan
Pengukuran disebut juga test, proses pengukuran berkenaan dengan mengkonstruksi, mengadministrasi dan penskoran test. Pengukuran psikologi merupakan pengukuran terhadap obyek psikologis yang disebut sebagai psychological attributes atau psychological traits, yaitu ciri yang mewarnai atau melandasi perilaku. Perilaku sendiri merupakan ungkapan atau ekspresi dari ciri tersebut, yang dapat diobservasi.
Alat pengukur merupakan alat bantu dalam tujuan keseluruhan penyelidikan psikologis dan tidak boleh diabaikan. Tes psikologi terdiri dari optimal performance test dan typical performance test. Alat ukur yang digunakan harus memiliki validitas, reabilitas dan norma. Untuk membuat alat tes psikologi yang baik diperlukan langkah kegiatan yang berurutan dan berkesinambungan.
Uji psikologi diartikan suatu cara untuk mengetahui : intelegensi, ketekunan, bakat, minat dengan tujuan untuk menyelidiki watak dan kemampuan seseorang.
Test psikologi digunakan untuk meramalkan, mendiagnosa atau membedakan manusia normal dan abnormal.
Tes psikologi dikenal dengan nama psikotes yang terdiri dari test intelegensi, tes kepribadian, tes bakat dan tes minat. Tes psikologi bertujuan untuk mengenali diri individu secara obyektif dan mengungkap berbagai aspek dalam diri sebagi dasar pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Demikian penjelasan lengkap seputar pengukuran tes psikologi, semoga bermanfaat untuk kita semua!