Pengertian sikap menjadi fokus materi psikologi kali ini. Sering bersikap tetapi tidak tahu makna komprehensif atau definisi tuntasnya, pastikan kamu baca ini!
Apa yang dimaksud dengan sikap?
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek yang dihadapi.
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.
Jadi, pengertian sikap adalah kecenderungan bertindak terhadap obyek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan yang ditentukan pengalamannya terhadap obyek tersebut.
Struktur sikap
Sikap memiliki tiga komponen struktur yang saling menunjang yaitu:
1. Komponen kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan tersebut tergantung individu mempersepsikan obyek tersebut berdasarkan apa yang dilihat dan diketahui (pengetahuan), keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi dan informasi dari orang lain.
2. Komponen affektif
Komponen affektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu objek sikap, baik yang positif (rasa senang) maupun yang negative (rasa tidak senang). Reaksi emosional yang dipengaruhi oleh apayang kita percayai benar terhadap obyek sikap tersebut.
3. Komponen konatif
Komponen konatif menunjukkan bagaimana kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Seseorang akan berperilaku tertentu pada obyek tertentu ditentukan oleh kepercayaan dan perasaannya terhadap obyek tersebut.
Artikel Terkait: Pengertian Adaptasi
Fungsi Sikap
Sikap memiliki lima fungsi, antara lain:
1. Fungsi instrument
Fungsi instrument sikap dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat dan menggambarkan keadaan keinginan. Sikap menjadi sarana untuk mencapai suatu tujuan.
2. Fungsi pertahanan ego
Fungsi pertahanan ego sikap digunakan untuk melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya.
3. Fungsi nilai ekspresi
Fungsi nilai ekspresi, sikap mengekspresikan nilai yang ada pada diri individu. Jadi sistem nilai yang dimiliki individu akan terlihat dari sikap yang diambilnya.
4. Fungsi pengetahuan
Fungsi pengetahuan, sikap membantu individu memahami dunia, yang membawa keteraturan terhadap bermacam-macam informasi dalam ke-hidupan sehari-hari. Setiap individu memiliki motif ingin tahu, ingin mengerti dan banyak ingin pengalaman dan pengetahuan.
5. Fungsi penyesuaian sosial
Fungsi penyesuaian sosial, sikap ini membantu individu menjadi bagian dari masyarakat. Jadi sikap yang diambil individu tersebut akan dapat menyesuaikan dengan lingkungannya.
Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap terdiri dari berbagai tingkatan, antara lain:
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus (obyek) yang diberikan.
2. Merespon (responding)
Merespon, individu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Terlepas pekerjaan itu benar atau salah, ini berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan sebagai sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab, sikap dimana individu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.
Artikel Terkait: Pengertian Stres
Ciri-ciri sikap
Para ahli menjelaskan ciri-ciri sikap, antara lain:
- Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
- Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari. Sikap dapat berubah bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudahnya.
- Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
- Obyek sikap itu merupakan satu obyek tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan/ banyak obyek.
- Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan, sehingga membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
Pembentukan dan Pengubahan Sikap
Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa sikap dibentuk dan dipelajari berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan hidupnya. Dengan demikian pembentukan sikap dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengubahan sikap antara lain:
1. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi, pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang.
Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus-menerus, lama-kelamaan secara bertahap diserap kedalam individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pengaruh orang lain yang dianggap penting, individu umumnya cenderung memiliki sikap searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Ini terjadi antara lain karena termotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik.
3. Kebudayaan
Kebudayaan, mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap. Dalam kehidupan dimasyarakat, sikap masyarakat diwarnai dengan kebudayaan yang ada didaerahnya.
4. Media Massa
Media Massa, dapat berupa media masa elektronik maupun media cetak sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Dengan pemberian informasi melalui media masa mengenai sesuatu hal akan memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap.
5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama, berpengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
6. Faktor Emosional
Faktor Emosional, sikap yang didasari oleh emosi yang fungsinya hanya sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego, sikap yang demikian merupakan sikap sementara dan segera berlalu setelah frustasinya hilang, namun bisa juga menjadi sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.
Pengukuran sikap
Bagaimana cara melakukan pengukuran sikap? Secara garis besar, pengukuran sikap dibedaan menjadi pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung.
Pengukuran secara langsung dapat terstruktur atau tidak terstruktur, dimana subyek secara langsung diminta pendapat bagaimana sikapnya terhadap suatu obyek sikap yang dihadapi.
Langsung terstruktur, yaitu dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun dalam suatu alat yang telah ditentukan dan langsung diberikan kepada subyek yang diteliti. Diantaranya penggunaan pengukuran sikap dengan skala Bogardus, Thurston dan Likert.
Sedangkan yang langsung tidak terstruktur, mengukur sikap dengan wawancara bebas, pengamatan langsung atau survey. Ini merupakan cara pengukuran sikap yang sederhana dan tidak memerlukan persiapan yang mendalam.
Pengukuran sikap secara tidak langsung, yaitu pengukuran sikap dengan menggunakan test. Umumnya digunakan skala semantic-deferensial yang terstandar. Cara pengukuran sikap yang banyak digunakan adalah skala yang dikembangkan oleh Charles E. Osgood.
BACA JUGA: Arti Adaptasi, Apa sih?
Kesimpulan
Jadi, pengertian sikap adalah kecenderungan bertindak terhadap obyek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan yang ditentukan pengalamannya terhadap obyek tersebut.
Sikap memiliki tiga komponen yaitu kognitif,, affektif dan psikomotor. Sikap berfungsi sebagai fungsi instrument, pertahanan ego, nilai eksplorasi, pengetahuan dan fungsi penyesuaian sosial. Tingkatan sikap terdiri dari empat tingkatan, yaitu tingkat 1 menerima, tingkat 2 merespon, tingkat 3 menghargai dan tingkat 4 bertanggung jawab.
Sikap memiliki Ciri-ciri seperti tidak dibawa sejak lahir; dapat berubah-ubah; tidak berdiri sendiri, Obyek sikap bisa satu obyek atau kumpulan/ banyak obyek; mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan.
Pembentukan dan pengubahan sikap dipengaruhi oleh faktor pengalaman pribadi, pengaruh orang yang dianggap penting, kebudayaan, media masa, lembaga pendidikan dan keagamaan dan faktor emosional.