Sebagai umat Muslim, kita semua tahu bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta. Namun, tahukah Anda bahwa Allah juga dianggap sebagai pusat kehidupan keluarga? Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa Allah dianggap sebagai pusat kehidupan keluarga dari perspektif Islam.
Pertama, Allah sebagai Sumber Kehidupan
Salah satu alasan mengapa Allah dianggap sebagai pusat kehidupan keluarga adalah karena Dia adalah sumber kehidupan itu sendiri. Dalam Al-Quran, Allah berfirman: “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri dan dari padanya Allah menciptakan isterinya dan dari pada keduanya Allah memperkembangkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa: 1).
Perintah ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan manusia dan keluarga sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa Allah, tidak akan ada kehidupan dan tidak akan ada keluarga. Oleh karena itu, Allah dianggap sebagai pusat dari kehidupan keluarga.
Kedua, Allah sebagai Penyedia Rezeki
Selain sebagai sumber kehidupan, Allah juga dianggap sebagai penyedia rezeki bagi keluarga. Dalam Al-Quran, Allah berfirman: “Dan janganlah kamu sekali-kali berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87).
Perintah ini menunjukkan bahwa Allah adalah sumber segala rezeki, dan bahwa kita harus selalu bersyukur atas karunia-Nya. Dalam keluarga, Allah memerintahkan kita untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam mencari rezeki. Oleh karena itu, Allah juga dianggap sebagai pusat dari kehidupan keluarga.
Ketiga, Allah sebagai Pusat Cinta dan Kasih Sayang
Sebagai pusat kehidupan keluarga, Allah juga dianggap sebagai pusat cinta dan kasih sayang antar anggota keluarga. Dalam Al-Quran, Allah berfirman: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa ketenangan dan ketentraman hati dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah yang banyak.” (QS. Ar-Rum: 21).
Perintah ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan pasangan suami istri sebagai sumber cinta dan kasih sayang, dan bahwa keluarga adalah tempat di mana cinta dan kasih sayang harus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, Allah juga dianggap sebagai pusat dari kehidupan keluarga.
Keempat, Allah sebagai Pusat Keadilan dan Keseimbangan
Terakhir, Allah dianggap sebagai pusat keadilan dan keseimbangan dalam keluarga. Dalam Al-Quran, Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu selalu menjadi orang yang menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah, sekalipun terhadap dirimu sendiri, atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya dari pada kamu. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan memberinya kesaksian, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa: 135).
Perintah ini menunjukkan bahwa dalam keluarga, kita harus selalu menjunjung tinggi keadilan dan keseimbangan. Kita harus selalu mempertimbangkan kepentingan bersama, bukan hanya kepentingan individu. Oleh karena itu, Allah juga dianggap sebagai pusat dari kehidupan keluarga.
Kesimpulan
Dalam Islam, Allah dianggap sebagai pusat kehidupan keluarga karena Dia adalah sumber kehidupan itu sendiri, penyedia rezeki bagi keluarga, pusat cinta dan kasih sayang antar anggota keluarga, serta pusat keadilan dan keseimbangan. Dalam keluarga, kita harus selalu mengingat bahwa Allah adalah pusat dari segala sesuatu, dan bahwa kita harus selalu berusaha untuk menjalankan perintah-Nya agar keluarga kita dapat hidup harmonis dan bahagia. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.