Perilaku Menyimpang dalam Pandangan Sutherland
Perilaku menyimpang merupakan fenomena sosial yang menarik perhatian banyak kalangan. Salah satu tokoh yang memberikan pandangan penting mengenai perilaku menyimpang adalah Edwin H. Sutherland, seorang sosiolog dan kriminolog terkenal asal Amerika Serikat.
Sutherland memandang perilaku menyimpang sebagai hasil dari proses belajar dalam interaksi sosial. Menurutnya, individu belajar untuk menjadi menyimpang melalui interaksi dengan orang-orang di sekitarnya. Dalam pandangannya, perilaku menyimpang bukanlah sesuatu yang bawaan atau sifat alami individu, melainkan dipelajari melalui interaksi sosial.
Proses Pembelajaran Menjadi Menyimpang
Sutherland menyatakan bahwa perilaku menyimpang dipelajari melalui tiga mekanisme utama, yaitu diferensial asosiasi, definisi yang menguntungkan, dan pembelajaran melalui penghargaan dan hukuman.
Diferensial asosiasi merujuk pada individu yang terlibat dalam interaksi dengan orang-orang yang memiliki pandangan menyimpang dari norma sosial yang ada. Jika seseorang sering terlibat dalam interaksi dengan individu yang menyimpang, kemungkinan besar ia akan belajar perilaku menyimpang tersebut.
Selanjutnya, definisi yang menguntungkan adalah pandangan individu terhadap perilaku menyimpang. Jika individu merasa bahwa perilaku menyimpang memberikan keuntungan bagi dirinya, maka ia akan cenderung untuk belajar dan mengadopsi perilaku tersebut.
Pembelajaran melalui penghargaan dan hukuman juga berperan penting. Jika individu mendapatkan penghargaan atau hukuman terkait dengan perilaku menyimpang, hal ini akan mempengaruhi kecenderungannya untuk melanjutkan atau menghentikan perilaku tersebut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang menurut pandangan Sutherland. Salah satunya adalah keberadaan kelompok rujukan yang menyimpang. Jika individu terlibat dalam kelompok yang memiliki norma sosial yang menyimpang, maka ia cenderung untuk mengadopsi perilaku tersebut.
Selain itu, faktor-faktor personal juga berperan penting. Sutherland menekankan bahwa individu yang memiliki karakteristik tertentu, seperti rendahnya kontrol diri atau kecenderungan untuk mengambil risiko, lebih rentan untuk terlibat dalam perilaku menyimpang.
Pengaruh lingkungan juga tidak dapat diabaikan. Jika individu tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang memiliki tingkat kejahatan atau perilaku menyimpang yang tinggi, maka ia akan lebih terpapar dengan perilaku tersebut dan cenderung untuk mengikutinya.
Kritik Terhadap Pandangan Sutherland
Meskipun pandangan Sutherland memberikan pemahaman yang penting mengenai perilaku menyimpang, terdapat beberapa kritik yang diajukan terhadap teorinya. Salah satunya adalah bahwa pandangan Sutherland terlalu menyederhanakan kompleksitas perilaku menyimpang.
Kritik lainnya adalah bahwa pandangan Sutherland kurang memperhitungkan faktor-faktor struktural yang mempengaruhi perilaku menyimpang. Faktor seperti ketimpangan sosial, kemiskinan, dan ketidakadilan tidak sepenuhnya diperhatikan dalam teorinya.
Secara keseluruhan, pandangan Sutherland mengenai perilaku menyimpang memberikan pemahaman yang penting mengenai proses pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang. Meskipun demikian, teori ini juga perlu dikritisi dan dikembangkan lebih lanjut agar dapat memberikan pemahaman yang lebih lengkap mengenai fenomena perilaku menyimpang dalam masyarakat.
Kesimpulan
Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses belajar dalam interaksi sosial menurut pandangan Edwin H. Sutherland. Perilaku ini dipelajari melalui diferensial asosiasi, definisi yang menguntungkan, serta pembelajaran melalui penghargaan dan hukuman. Faktor-faktor seperti kelompok rujukan, karakteristik personal, dan lingkungan juga mempengaruhi perilaku menyimpang.
Meskipun pandangan Sutherland memberikan pemahaman yang penting, terdapat kritik terhadap teorinya yang menyederhanakan kompleksitas perilaku menyimpang dan kurang memperhatikan faktor-faktor struktural. Oleh karena itu, teori ini perlu dikritisi dan dikembangkan lebih lanjut agar dapat memberikan pemahaman yang lebih lengkap mengenai fenomena perilaku menyimpang dalam masyarakat.