Uraikan Pendapatmu tentang Bentuk Nasionalisme pada Masa Orde Baru

Pengantar

Dalam sejarah Indonesia, Masa Orde Baru merupakan salah satu periode yang sangat penting. Di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, terjadi banyak perubahan sosial, politik, dan ekonomi. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah bentuk nasionalisme yang berkembang pada masa tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas pendapat dan pandangan mengenai bentuk nasionalisme pada masa Orde Baru.

Konsolidasi Nasionalisme

Pada masa Orde Baru, pemerintah sangat fokus pada konsolidasi nasionalisme. Hal ini tercermin dari berbagai kebijakan yang bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pendidikan nasionalisme menjadi salah satu fokus utama, di mana nilai-nilai nasionalisme ditanamkan melalui kurikulum pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah.

Program-program nasionalisme juga diperkuat melalui media massa dan propaganda pemerintah. Pemberitaan yang menekankan keberhasilan pemerintah dan kepentingan nasional menjadi hal yang umum. Bahkan, pemerintah mengontrol media massa agar tidak memberikan ruang bagi pandangan yang bertentangan dengan ideologi nasionalisme yang dianut.

Bacaan Lainnya

Simbol-Simbol Nasionalisme

Pada masa Orde Baru, simbol-simbol nasionalisme sangat dihargai dan digunakan secara luas untuk memperkuat identitas nasional. Bendera Merah Putih, lambang Garuda Pancasila, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan bahasa Indonesia dijadikan sebagai simbol-simbol nasional yang harus dijunjung tinggi.

Tidak hanya itu, tokoh-tokoh nasionalis seperti Soekarno dan Hatta juga diangkat sebagai pahlawan nasional yang patut diteladani. Mereka menjadi simbol perjuangan dan semangat nasionalisme yang harus diwariskan kepada generasi muda.

Pemiskinan Identitas Etnis

Selain memperkuat nasionalisme, pada masa Orde Baru juga terjadi pemiskinan identitas etnis. Pemerintah mengusung konsep “Bhinneka Tunggal Ika” yang mengedepankan persatuan dalam keberagaman. Namun, dalam praktiknya, kebijakan-kebijakan tersebut juga mengabaikan hak-hak minoritas dan mengabaikan perbedaan budaya, agama, dan bahasa.

Sepanjang masa Orde Baru, bahasa Indonesia diutamakan dibandingkan dengan bahasa daerah. Dalam lingkungan sekolah dan pemerintahan, bahasa Indonesia menjadi satu-satunya bahasa resmi yang digunakan. Hal ini mengakibatkan penurunan penggunaan bahasa daerah dan mengancam keberagaman budaya di Indonesia.

Nasionalisme sebagai Kendaraan Politik

Pada masa Orde Baru, nasionalisme juga digunakan sebagai kendaraan politik bagi pemerintah. Pemerintah memanfaatkan sentimen nasionalis untuk memperkuat kekuasaannya dan meredam kritik terhadap rezim. Semua kritik dan opini yang dianggap mengancam stabilitas dan kepentingan nasional dianggap sebagai pengkhianatan terhadap negara.

Akibatnya, kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat sangat terbatas. Orang-orang yang berani berkata-kata melawan pemerintah bisa dituduh sebagai musuh negara dan menghadapi tindakan represif dari aparat keamanan.

Penutup

Pada masa Orde Baru, bentuk nasionalisme yang berkembang memiliki dua sisi yang saling bertentangan. Di satu sisi, ada upaya kuat pemerintah dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melalui pendidikan, media massa, dan simbol-simbol nasionalisme. Namun, di sisi lain, ada pemiskinan identitas etnis dan pembatasan kebebasan berekspresi yang mengancam keberagaman budaya dan demokrasi di Indonesia.

Penting bagi kita sebagai generasi penerus untuk mempelajari dan memahami masa Orde Baru dengan kritis. Melalui pemahaman yang baik, kita dapat menggali pelajaran berharga dan menghindari kesalahan yang sama di masa depan. Semoga, bangsa Indonesia terus berkembang dalam semangat nasionalisme yang mampu menghargai keberagaman dan memperkuat persatuan.

Rate this post

Kami, Mengucapkan Terimakasih Telah Berkunjung ke, Ikatandinas.com

DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *