Tembung Sasmita Tegese: Makna dan Contohnya

Jika Anda sering mendengar tentang tembung sasmita tegese, mungkin Anda bertanya-tanya apa sebenarnya arti dari istilah tersebut. Dalam bahasa Jawa, tembung sasmita tegese adalah kumpulan kata-kata yang memiliki makna atau arti tersirat, yang biasanya digunakan dalam puisi atau sastra.

Apa itu Tembung Sasmita Tegese?

Tembung sasmita tegese terdiri dari dua kata, yaitu “tembung” yang berarti kata dan “sasmita tegese” yang berarti makna tersirat. Dalam sastra Jawa, tembung sasmita tegese biasa digunakan dalam puisi atau cerita rakyat, dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau moral tertentu.

Contohnya adalah pada cerita rakyat “Jaka Tarub”. Dalam cerita tersebut, Jaka Tarub menemukan seorang bidadari yang sedang mandi di sungai. Bidadari tersebut meninggalkan bajunya di tepi sungai, dan Jaka Tarub mengambilnya. Ketika bidadari tersebut mencari bajunya, Jaka Tarub mengembalikannya kepada bidadari tersebut.

Bacaan Lainnya

Makna tersirat dari cerita ini adalah tentang kejujuran dan penghargaan terhadap perempuan. Dalam cerita tersebut, Jaka Tarub menunjukkan kejujurannya dengan mengembalikan bajunya kepada bidadari tersebut, dan juga menghargai perempuan dengan tidak memandangnya saat sedang mandi.

Contoh Tembung Sasmita Tegese

Berikut adalah beberapa contoh tembung sasmita tegese:

1. “Lamun adoh, adohna sajroning ati” (Jika ada, ada di dalam hati). Makna tersirat dari tembung ini adalah bahwa sesuatu yang kita inginkan atau impikan ada di dalam hati kita sendiri.

2. “Lamun wuri handayani, nganti bojone ora ninggal lungguh” (Jika ada kemauan, maka ada jalan). Makna tersirat dari tembung ini adalah bahwa jika kita memiliki tekad yang kuat, maka kita akan menemukan cara untuk mencapai tujuan kita.

3. “Isung-ising gawe, isun-ising bekel” (Bekerja sendiri, membawa bekal sendiri). Makna tersirat dari tembung ini adalah bahwa kita harus mandiri dan tidak bergantung pada orang lain dalam mencapai tujuan hidup kita.

4. “Dudu tutup bocor, dudu warung becik” (Bukan tutup yang bocor, bukan warung yang baik). Makna tersirat dari tembung ini adalah bahwa kita harus berhati-hati dalam memilih sesuatu, karena yang terlihat baik tidak selalu benar-benar baik.

Manfaat Tembung Sasmita Tegese

Tembung sasmita tegese memiliki banyak manfaat, di antaranya:

1. Membantu memahami makna tersirat dalam suatu karya sastra atau puisi.

2. Meningkatkan kemampuan bahasa dan kosa kata.

3. Memberikan pesan atau moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kebudayaan Jawa dan sastra Jawa.

Kesimpulan

Tembung sasmita tegese adalah kumpulan kata-kata yang memiliki makna tersirat dalam sastra Jawa. Tembung ini biasanya digunakan dalam puisi atau cerita rakyat, dan dapat memberikan pesan atau moral tertentu. Contoh tembung sasmita tegese antara lain “lamun adoh, adohna sajroning ati” (jika ada, ada di dalam hati) dan “lamun wuri handayani, nganti bojone ora ninggal lungguh” (jika ada kemauan, maka ada jalan).

Makna tersirat dari tembung sasmita tegese dapat membantu memahami pesan atau moral dalam suatu karya sastra atau puisi, meningkatkan kemampuan bahasa dan kosa kata, serta memberikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin lebih memahami tentang tembung sasmita tegese dan kebudayaan Jawa.

2.2/5 – (4 votes)

Kami, Mengucapkan Terimakasih Telah Berkunjung ke, Ikatandinas.com

DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *