Geguritan merupakan salah satu jenis puisi tradisional Jawa yang memiliki struktur yang unik dan khas. Dalam geguritan, terdapat pola yang harus diikuti oleh penulisnya agar puisi tersebut memiliki struktur yang benar dan dapat dinikmati oleh pembaca. Berikut adalah struktur geguritan iku ana lima apa wae:
1. Pupuh
Pupuh merupakan bagian pertama dari geguritan yang berfungsi sebagai pengantar atau pembuka. Pupuh terdiri dari beberapa bait yang di dalamnya terdapat tema atau ide pokok dari geguritan tersebut. Pupuh biasanya terdiri dari 4 hingga 8 baris, tergantung dari tema yang diangkat.
2. Gatra
Gatra merupakan bagian kedua dari geguritan yang terdiri dari beberapa bait yang memiliki jumlah kalimat yang sama. Jumlah kalimat dalam gatra biasanya antara 2 hingga 4 kalimat. Gatra digunakan untuk mengembangkan tema atau ide pokok yang telah diangkat dalam pupuh.
3. Dhandhanggula
Dhandhanggula merupakan bagian ketiga dari geguritan yang terdiri dari satu bait yang berfungsi sebagai penutup. Dhandhanggula biasanya memiliki jumlah kalimat yang sama dengan pupuh. Dalam dhandhanggula, penulis biasanya menyimpulkan tema atau ide pokok yang telah diangkat dalam geguritan.
4. Larik
Larik adalah bagian dari geguritan yang terdiri dari beberapa kata yang dibatasi oleh tanda koma atau titik. Larik biasanya terdiri dari 4 hingga 8 kata, tergantung dari tema yang diangkat. Larik digunakan untuk mengembangkan ide atau tema yang telah diangkat dalam gatra.
5. Wilangan
Wilangan adalah bagian dari geguritan yang terdiri dari satu atau lebih larik yang diulang-ulang sebanyak tiga kali. Wilangan biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan atau nilai moral yang ingin disampaikan dalam geguritan.
Contoh Struktur Geguritan
Berikut adalah contoh struktur geguritan iku ana lima apa wae:
Pupuh
Monggo nggih sih, nggih kula nggih
Tresna kula kanggo sampeyan
Yen sampeyan apik, kula apik
Yen sampeyan lara, kula lara
Sami-sami kudu sapaan
Gatra 1
Sampeyan koyo bunga melati
Wangi-wangi ngguyu ing kono
Gatra 2
Koyo bunga melati kang nglayang
Suwung-suwung keno kono
Sampeyan nglayang tur kula mlayang
Sami-sami kudu sapaan
Gatra 3
Sampeyan koyo bunga melati
Kulo koyo kembang cempaka
Kulo kembang cempaka kang gedhe
Tresna kula kanggo sampeyan
Dhandhanggula
Matur nuwun sampeyan
Uwong kang gedhe lan alit
Kulo tresna kabeh
Mugi sampeyan kasehatan
Wilangan
Tresna kulo kanggo sampeyan
Tresna kulo kanggo sampeyan
Tresna kulo kanggo sampeyan
Dalam contoh geguritan di atas, struktur geguritan iku ana lima apa wae terlihat jelas. Pupuh terdiri dari 5 baris, gatra terdiri dari 3 bagian yang masing-masing terdiri dari beberapa bait, dan dhandhanggula terdiri dari 4 baris. Larik dan wilangan juga terlihat jelas dan teratur dalam geguritan tersebut.
Struktur geguritan iku ana lima apa wae sangat penting untuk diperhatikan oleh penulis geguritan agar puisi tersebut memiliki struktur yang benar dan mudah dipahami oleh pembaca. Dalam geguritan, struktur juga dapat mempengaruhi emosi dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Oleh karena itu, penulis harus memperhatikan struktur geguritan dengan baik agar dapat menghasilkan puisi yang baik dan berkualitas.
Kesimpulan
Struktur geguritan iku ana lima apa wae terdiri dari pupuh, gatra, dhandhanggula, larik, dan wilangan. Struktur ini harus diperhatikan oleh penulis geguritan agar puisi tersebut memiliki struktur yang benar dan mudah dipahami oleh pembaca. Struktur juga dapat mempengaruhi emosi dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Oleh karena itu, penulis harus memperhatikan struktur geguritan dengan baik agar dapat menghasilkan puisi yang baik dan berkualitas.