Pseudocode adalah suatu cara untuk menulis algoritma dalam bentuk bahasa yang mirip dengan bahasa pemrograman, namun tidak memperhatikan sintaksis yang ketat dan struktur program. Pseudocode digunakan untuk mempermudah pembuatan algoritma, karena dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami.
1. Deklarasi Variabel
Pertama-tama, dalam menulis algoritma dengan menggunakan pseudocode, kita perlu mendeklarasikan variabel-variabel yang akan digunakan. Variabel adalah suatu tempat untuk menyimpan nilai atau data dalam suatu program.
Contoh:
DEKLARASI
INT x, y, z;
FLOAT a, b, c;
CHAR huruf;
2. Input Data
Setelah mendeklarasikan variabel, langkah selanjutnya adalah menginput data ke dalam variabel-variabel tersebut. Input data dilakukan dengan menggunakan perintah INPUT atau READ.
Contoh:
READ x;
READ y;
INPUT huruf;
3. Output Data
Setelah variabel-variabel terisi dengan data, kita dapat menampilkan data tersebut ke layar dengan menggunakan perintah OUTPUT atau WRITE.
Contoh:
WRITE “Hasil penjumlahan x dan y adalah “, x+y;
OUTPUT huruf;
4. Percabangan
Percabangan digunakan untuk mengubah alur program sesuai dengan kondisi tertentu. Pada pseudocode, percabangan dapat dilakukan dengan menggunakan perintah IF atau SWITCH.
Contoh:
IF x > y THEN
WRITE “x lebih besar dari y”;
ELSE
WRITE “y lebih besar dari x”;
ENDIF;
5. Perulangan
Perulangan digunakan untuk melakukan suatu perintah secara berulang-ulang selama kondisi tertentu terpenuhi. Pada pseudocode, perulangan dapat dilakukan dengan menggunakan perintah FOR, WHILE, atau REPEAT.
Contoh:
FOR i = 1 TO 10 DO
WRITE i;
ENDFOR;
6. Fungsi dan Prosedur
Fungsi dan prosedur adalah kumpulan perintah yang dapat dipanggil dari bagian-bagian program yang lain. Pada pseudocode, fungsi dan prosedur dapat dibuat dengan menggunakan perintah FUNCTION atau PROCEDURE.
Contoh:
FUNCTION kali(a, b)
RETURN a * b;
ENDFUNCTION;
7. Komentar
Komentar digunakan untuk memberikan penjelasan atau keterangan tambahan pada suatu program. Pada pseudocode, komentar dapat ditulis dengan menggunakan tanda // atau /* */.
Contoh:
// Program untuk menampilkan bilangan ganjil dari 1 sampai 10
FOR i = 1 TO 10 DO
IF i MOD 2 = 1 THEN
WRITE i;
ENDIF;
ENDFOR;
8. Struktur Program
Untuk mempermudah pembacaan dan pemahaman suatu program, sebaiknya program ditulis dengan menggunakan struktur yang jelas dan teratur. Pada pseudocode, struktur program dapat dibuat dengan menggunakan perintah BEGIN dan END.
Contoh:
BEGIN
DEKLARASI
INT a, b, c;
READ a;
READ b;
IF a > b THEN
c = a – b;
ELSE
c = b – a;
ENDIF;
WRITE c;
END;
9. Array
Array adalah suatu tipe data yang memungkinkan untuk menyimpan beberapa nilai dalam satu variabel. Pada pseudocode, array dapat dibuat dengan menggunakan perintah ARRAY.
Contoh:
DEKLARASI
ARRAY buah[3] = {“apel”, “mangga”, “jeruk”};
ARRAY angka[5];
FOR i = 0 TO 4 DO
READ angka[i];
ENDFOR;
10. Operasi Matematika
Pada pseudocode, operasi matematika dapat dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol matematika seperti +, -, *, /, dan %. Selain itu, terdapat juga beberapa fungsi matematika seperti ABS, SQRT, dan POW.
Contoh:
DEKLARASI
INT x = 5;
INT y = 3;
WRITE “Hasil penjumlahan x dan y adalah “, x+y;
WRITE “Hasil pengurangan x dan y adalah “, x-y;
WRITE “Hasil perkalian x dan y adalah “, x*y;
WRITE “Hasil pembagian x dan y adalah “, x/y;
WRITE “Hasil modulus x dan y adalah “, x%y;
WRITE “Nilai absolut dari -3 adalah “, ABS(-3);
WRITE “Akar kuadrat dari 16 adalah “, SQRT(16);
WRITE “2 pangkat 3 adalah “, POW(2,3);
11. String
String adalah suatu tipe data yang digunakan untuk menyimpan kumpulan karakter. Pada pseudocode, string dapat dibuat dengan menggunakan tanda kutip dua (“”) atau kutip satu (”).
Contoh:
DEKLARASI
STRING kata = “contoh string”;
CHAR huruf = ‘a’;
WRITE “Panjang string kata adalah “, LENGTH(kata);
WRITE “Karakter pertama pada string kata adalah “, kata[0];
WRITE “Jumlah huruf a pada string kata adalah “, COUNT(kata, huruf);
12. Konversi Tipe Data
Konversi tipe data digunakan untuk mengubah suatu tipe data menjadi tipe data yang lain. Pada pseudocode, konversi tipe data dapat dilakukan dengan menggunakan perintah CAST.
Contoh:
DEKLARASI
FLOAT a = 3.14;
INT b = CAST(a);
WRITE “Nilai a adalah “, a;
WRITE “Nilai b adalah “, b;
13. Operasi Bitwise
Operasi bitwise digunakan untuk melakukan operasi pada level bit. Pada pseudocode, operasi bitwise dapat dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol seperti AND (&), OR (|), XOR (^), SHIFT LEFT (<<), dan SHIFT RIGHT (>>).
Contoh:
DEKLARASI
INT a = 5;
INT b = 3;
WRITE “Hasil operasi bitwise AND antara a dan b adalah “, a & b;
WRITE “Hasil operasi bitwise OR antara a dan b adalah “, a | b;
WRITE “Hasil operasi bitwise XOR antara a dan b adalah “, a ^ b;
WRITE “Hasil operasi bitwise SHIFT LEFT pada a sebanyak 2 bit adalah “, a << 2;
WRITE “Hasil operasi bitwise SHIFT RIGHT pada a sebanyak 2 bit adalah “, a >> 2;
14. Operasi Logika
Operasi logika digunakan untuk menghasilkan nilai kebenaran dari suatu pernyataan. Pada pseudocode, operasi logika dapat dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol seperti AND (&&), OR (||), dan NOT (!).
Contoh:
DEKLARASI
INT a = 5;
INT b = 3;
IF a > b AND a < 10 THEN
WRITE “a lebih besar dari b dan kurang dari 10”;
ENDIF;
15. Pointer
Pointer adalah suatu variabel yang menyimpan alamat memori dari suatu variabel lain. Pada pseudocode, pointer dapat dibuat dengan menggunakan perintah POINTER dan ADDRESS.
Contoh:
DEKLARASI
INT a = 5;
POINTER ptr;
ptr = ADDRESS(a);
WRITE “Alamat memori dari a adalah “, ptr;
16. Struct
Struct adalah suatu tipe data yang digunakan untuk menyimpan beberapa variabel dengan tipe data yang berbeda-beda dalam satu variabel. Pada pseudocode, struct dapat dibuat dengan menggunakan perintah STRUCT.
Contoh:
DEKLARASI
STRUCT mahasiswa
STRING nama;
INT umur;
FLOAT ipk;
ENDSTRUCT;
mahasiswa mhs;
mhs.nama = “Andi”;
mhs.umur = 20;
mhs.ipk = 3.5;
17. File
File adalah suatu tipe data yang digunakan untuk menyimpan data dalam suatu media penyimpanan. Pada pseudocode, file dapat dibuka dengan menggunakan perintah OPEN, ditutup dengan perintah CLOSE, dan dibaca atau ditulis dengan perintah READ dan WRITE.
Contoh:
DEKLARASI
FILE f;
f = OPEN(“data.txt”, “w”);
WRITE f, “Halo dunia!”;
CLOSE f;
f = OPEN(“data.txt”, “r”);
READ f, data;
CLOSE f;
18. Rekursi
Rekursi adalah suatu teknik pemrograman yang memungkinkan suatu fungsi memanggil dirinya sendiri. Pada pseudocode, rekursi dapat dilakukan dengan membuat suatu fungsi yang memanggil dirinya sendiri dengan parameter yang berbeda.
Contoh:
FUNCTION faktorial(n)
IF n = 0 THEN
RETURN 1;
ELSE
RETURN n * faktorial(n-1);
ENDIF;
ENDFUNCTION;
19. Sorting
Sorting adalah suatu teknik pemrograman yang digunakan untuk mengurutkan data dari yang terkecil hingga yang terbesar atau sebaliknya. Pada pseudocode, sorting dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai algoritma seperti bubble sort, insertion sort, dan quick sort.
Contoh:
PROCEDURE bubbleSort(list, n)
FOR i = 0 TO n-2 DO
FOR j = 0 TO n-i-2 DO
IF list[j] > list[j+1] THEN
tukar(list[j], list[j+1]);
ENDIF;
ENDFOR;
ENDFOR;
ENDPROCEDURE;
20. Searching
Searching adalah suatu teknik pemrograman yang digunakan untuk mencari suatu data dalam suatu array atau struktur data. Pada pseudocode, searching dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai algoritma seperti linear search dan binary search.
Contoh:
PROCEDURE linearSearch(list, n, x)
FOR i = 0 TO n-1 DO
IF list[i] = x THEN
RETURN i;
ENDIF;
ENDFOR;
RETURN -1;
ENDPROCEDURE;