Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari biji kedelai yang difermentasi. Proses fermentasi ini dilakukan dengan bantuan mikroorganisme tertentu yang memiliki peran penting dalam mengubah biji kedelai menjadi tempe yang lezat dan bergizi. Berikut adalah beberapa mikroorganisme yang digunakan dalam pembuatan tempe:
1. Rhizopus oligosporus
Rhizopus oligosporus merupakan jenis kapang yang paling umum digunakan dalam pembuatan tempe. Kapang ini memiliki kemampuan untuk mengubah biji kedelai menjadi tempe yang memiliki tekstur kenyal dan rasa khas. Rhizopus oligosporus juga menghasilkan enzim-enzim yang diperlukan dalam proses fermentasi tempe.
2. Rhizopus oryzae
Rhizopus oryzae merupakan mikroorganisme lain yang sering digunakan dalam produksi tempe. Kapang ini memiliki kemampuan untuk mencerna karbohidrat dalam biji kedelai dan menghasilkan asam laktat, asam amino, dan senyawa lain yang memberikan rasa dan aroma khas pada tempe.
3. Rhizopus stolonifer
Rhizopus stolonifer juga merupakan jenis kapang yang digunakan dalam pembuatan tempe. Kapang ini membantu mengubah biji kedelai menjadi tempe yang memiliki aroma khas dan kekhasan dalam rasa.
4. Aspergillus oryzae
Aspergillus oryzae merupakan jamur yang digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini memiliki kemampuan untuk mencerna zat tepung dalam biji kedelai dan menghasilkan enzim-enzim yang diperlukan dalam proses fermentasi tempe. Aspergillus oryzae juga memberikan rasa dan aroma khas pada tempe.
5. Bacillus subtilis
Bacillus subtilis merupakan jenis bakteri yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Bakteri ini membantu menghasilkan asam laktat yang penting dalam proses fermentasi tempe. Bacillus subtilis juga memberikan keasaman pada tempe yang diperlukan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen.
6. Lactobacillus plantarum
Lactobacillus plantarum merupakan jenis bakteri asam laktat yang berperan dalam pembuatan tempe. Bakteri ini membantu menjaga kualitas dan keasaman tempe serta memberikan manfaat probiotik bagi kesehatan pencernaan.
7. Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae atau ragi roti juga bisa digunakan dalam pembuatan tempe. Ragi ini membantu proses fermentasi tempe dan memberikan aroma dan rasa khas pada tempe.
8. Candida rugosa
Candida rugosa adalah jenis ragi yang digunakan dalam pembuatan tempe. Ragi ini membantu mencerna karbohidrat dalam biji kedelai dan menghasilkan senyawa-senyawa yang memberikan aroma dan rasa khas pada tempe.
9. Mucor rouxii
Mucor rouxii merupakan jamur yang digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini membantu proses fermentasi tempe dan memberikan rasa dan aroma khas pada tempe.
10. Trichoderma viride
Trichoderma viride adalah jenis kapang yang digunakan dalam pembuatan tempe. Kapang ini membantu mencerna karbohidrat dalam biji kedelai dan menghasilkan senyawa-senyawa yang memberikan rasa dan aroma khas pada tempe.
11. Penutup
Demikianlah beberapa mikroorganisme yang digunakan dalam pembuatan tempe. Keberadaan mikroorganisme ini sangat penting dalam proses fermentasi tempe, karena mereka mengubah biji kedelai menjadi makanan yang lebih bergizi dan memiliki rasa serta aroma khas. Dengan pengetahuan ini, kita dapat lebih menghargai proses pembuatan tempe dan manfaat yang diberikannya bagi kesehatan kita. Selamat menikmati tempe yang lezat dan sehat!