Negosiasi adalah proses diskusi antara dua belah pihak yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan dalam suatu hal. Namun, dalam proses negosiasi, seringkali terjadi konflik antara kedua belah pihak yang dapat menghambat tercapainya kesepakatan. Konflik pada negosiasi biasanya terjadi pada bagian-bagian tertentu yang memang menjadi sumber permasalahan. Berikut ini adalah bagian-bagian yang seringkali menjadi sumber konflik pada negosiasi.
1. Bagian Harga
Harga adalah salah satu faktor yang menjadi permasalahan dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan harga yang terbaik. Namun, harga yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
2. Bagian Kualitas
Kualitas produk atau jasa juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan kualitas yang terbaik. Namun, kualitas yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
3. Bagian Kuantitas
Kuantitas produk atau jasa juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan kuantitas yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, kuantitas yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
4. Bagian Waktu
Waktu juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan waktu yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, waktu yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
5. Bagian Pengiriman
Pengiriman produk atau jasa juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan pengiriman yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, pengiriman yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
6. Bagian Garansi
Garansi produk atau jasa juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan garansi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, garansi yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
7. Bagian Pembayaran
Pembayaran juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, pembayaran yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
8. Bagian Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian sengketa juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan penyelesaian sengketa yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, penyelesaian sengketa yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
9. Bagian Hak Cipta
Hak cipta juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan hak cipta yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, hak cipta yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
10. Bagian Kerahasiaan
Kerahasiaan juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin menjaga kerahasiaan informasi yang mereka miliki. Namun, tingkat kerahasiaan yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
11. Bagian Tanggung Jawab
Tanggung jawab juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan tanggung jawab yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, tanggung jawab yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
12. Bagian Kepemilikan
Kepemilikan juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan kepemilikan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, kepemilikan yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
13. Bagian Pajak
Pajak juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan pajak yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, pajak yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
14. Bagian Izin
Izin juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan izin yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, izin yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
15. Bagian Ketersediaan
Ketersediaan juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan ketersediaan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, ketersediaan yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
16. Bagian Penyebaran
Penyebaran juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan penyebaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, penyebaran yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
17. Bagian Distribusi
Distribusi juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan distribusi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, distribusi yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
18. Bagian Keamanan
Keamanan juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan keamanan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, keamanan yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
19. Bagian Lingkungan
Lingkungan juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin menjaga lingkungan yang mereka miliki. Namun, tingkat perlindungan lingkungan yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
20. Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin menjaga kesehatan dan keselamatan kerja yang mereka miliki. Namun, tingkat perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
21. Bagian Pemeliharaan dan Perbaikan
Pemeliharaan dan perbaikan juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan pemeliharaan dan perbaikan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, pemeliharaan dan perbaikan yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
22. Bagian Jaminan
Jaminan juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan jaminan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, jaminan yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
23. Bagian Pengembalian Barang
Pengembalian barang juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan pengembalian barang yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, pengembalian barang yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
24. Bagian Penggunaan
Penggunaan juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan penggunaan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, penggunaan yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
25. Bagian Pemakaian
Pemakaian juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin mendapatkan pemakaian yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, pemakaian yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
26. Bagian Perubahan
Perubahan juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin melakukan perubahan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, perubahan yang diinginkan oleh kedua belah pihak seringkali berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam negosiasi.
27. Bagian Penawaran
Penawaran juga seringkali menjadi sumber konflik dalam negosiasi. Kedua belah pihak tentu ingin melakukan penawaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun