Purwaka basa adalah salah satu bentuk kesusastraan Jawa yang berupa pengantar atau prolog dalam bahasa Jawa kuno. Purwaka basa sering digunakan dalam berbagai jenis kesusastraan Jawa seperti wayang, tembang, dan lain-lain.
Sejarah Purwaka Basa
Purwaka basa pertama kali muncul pada masa Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8. Pada saat itu, purwaka basa digunakan sebagai pengantar dalam berbagai acara resmi kerajaan seperti upacara adat dan pernikahan.
Selanjutnya, pada masa Kerajaan Majapahit, purwaka basa mulai digunakan dalam bentuk yang lebih kompleks dan artistik. Purwaka basa pada masa ini sering digunakan dalam pertunjukan wayang, tembang, dan berbagai jenis kesusastraan Jawa lainnya.
Ciri-ciri Purwaka Basa
Purwaka basa memiliki beberapa ciri-ciri yang khas, antara lain:
- Berisi pengantar atau prolog yang singkat dan jelas
- Memiliki struktur yang teratur dan mudah diikuti
- Menggunakan bahasa Jawa kuno yang formal
- Memiliki nilai artistik yang tinggi
Fungsi Purwaka Basa
Purwaka basa memiliki beberapa fungsi yang penting dalam kesusastraan Jawa, antara lain:
- Sebagai pengantar atau prolog dalam berbagai jenis kesusastraan Jawa
- Sebagai sarana untuk memperkenalkan tema atau isi dari sebuah karya kesusastraan
- Sebagai sarana untuk memperkenalkan tokoh-tokoh dalam karya kesusastraan
- Sebagai sarana untuk menarik perhatian pembaca atau penonton
Contoh Purwaka Basa
Berikut adalah contoh purwaka basa dalam bahasa Jawa kuno:
“Sira ing nata ing barat, wus sira ing sela ing kidul, ingkang tanah kutha Hyang Manikmaya, tatah prajurit kang tan kerta, kang tan tunggal, kang tan priyayi, kados sagunging ratu. Prabu Sri Rama wus pinilih, sira ingkang wus ngantosaken, tanah kutha Ayodya.”
Artinya:
Anda yang berada di barat, telah berada di selatan, di tanah kota Hyang Manikmaya, di mana ada prajurit yang kuat, tanpa seorang pun yang lemah, tanpa seorang pun yang bangsawan, seperti seorang ratu yang mulia. Prabu Sri Rama telah terpilih, yang telah lama ditunggu-tunggu, tanah kota Ayodya.”
Kesimpulan
Purwaka basa adalah bentuk kesusastraan Jawa berupa pengantar atau prolog dalam bahasa Jawa kuno. Purwaka basa memiliki sejarah yang panjang dan berkembang dari masa ke masa. Purwaka basa memiliki ciri-ciri khas, fungsi yang penting, dan nilai artistik yang tinggi. Contoh purwaka basa yang diberikan di atas merupakan salah satu contoh dari berbagai jenis purwaka basa yang ada.