Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi negara. Salah satu cara yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah dengan menerapkan kebijakan moneter. Kebijakan moneter sendiri adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat melalui suku bunga dan cadangan wajib bank.
1. Suku Bunga Acuan
Suku bunga acuan adalah suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai acuan bagi bank-bank di Indonesia. Suku bunga acuan sendiri memiliki pengaruh besar terhadap suku bunga yang diterapkan oleh bank-bank pada produk-produknya, seperti kredit, tabungan, maupun deposito.
Sejak tahun 2016, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak 7 kali dari awal sebesar 7,25% menjadi 4,25% pada akhir tahun 2020. Penurunan suku bunga acuan dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kredit yang diberikan oleh bank-bank di Indonesia.
2. Reserve Requirement
Reserve requirement atau cadangan wajib bank adalah jumlah uang yang harus dipertahankan oleh bank pada Bank Indonesia. Cadangan wajib bank sendiri memiliki fungsi untuk membatasi jumlah uang yang beredar di masyarakat dan mengendalikan inflasi.
Pada bulan November 2020, Bank Indonesia menurunkan cadangan wajib bank sebesar 200 basis poin menjadi 3%. Penurunan cadangan wajib bank dilakukan untuk memberikan likuiditas dan memperkuat ketersediaan dana bagi perbankan dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19.
3. Quantitative Easing
Quantitative easing atau pelonggaran kuantitatif adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk meningkatkan likuiditas di pasar dengan cara membeli obligasi dari pemerintah atau perusahaan. Pelonggaran kuantitatif sendiri bertujuan untuk menurunkan suku bunga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia sendiri belum menerapkan kebijakan pelonggaran kuantitatif. Namun, pada tahun 2020, Bank Indonesia telah membeli surat utang negara senilai Rp 63,14 triliun untuk memperkuat likuiditas di pasar uang.
4. Forward Guidance
Forward guidance adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk memberikan sinyal atau panduan mengenai arah kebijakan moneter yang akan dilakukan di masa depan. Forward guidance sendiri bertujuan untuk memberikan kepastian dan mengurangi ketidakpastian di pasar.
Bank Indonesia sendiri telah memberikan forward guidance berupa proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi di masa depan. Pada bulan November 2020, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 sebesar 4,8-5,8% dan inflasi sebesar 3,0-3,5%.
5. Interaksi dengan Bank Dunia dan IMF
Selain kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Bank Indonesia juga berinteraksi dengan Bank Dunia dan IMF dalam mengatur kebijakan ekonomi di Indonesia. Bank Dunia dan IMF sendiri memberikan bantuan dan saran dalam mengatasi masalah ekonomi di Indonesia.
Pada tahun 2020, Bank Dunia memberikan bantuan sebesar USD 250 juta untuk meningkatkan kesehatan dan ekonomi Indonesia. Sedangkan IMF memberikan bantuan sebesar USD 4,3 miliar untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi COVID-19.
6. Kesimpulan
Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia telah mengeluarkan berbagai instrument kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi negara. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia antara lain suku bunga acuan, reserve requirement, quantitative easing, forward guidance, dan interaksi dengan Bank Dunia dan IMF.
Dalam mengambil kebijakan moneter, Bank Indonesia harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan stabilitas keuangan. Selain itu, Bank Indonesia juga harus bersinergi dengan pemerintah dan lembaga lain dalam mengatasi masalah ekonomi di Indonesia.
Demikianlah beberapa instrument kebijakan moneter yang sudah dikeluarkan Bank Indonesia. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan pemahaman yang bermanfaat bagi pembaca.