Sebagai agama Abrahamik, Kristen memiliki beberapa kata penting yang digunakan dalam Alkitab untuk menggambarkan orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan. Salah satu kata tersebut adalah “kafir”. Namun, apa sebenarnya arti kata kafir dalam Alkitab? Mari kita lihat lebih dekat.
Pengertian Kafir dalam Alkitab
Kata “kafir” sebenarnya berasal dari bahasa Arab yang berarti “orang yang tidak percaya”. Namun, dalam konteks Alkitab, kata ini lebih sering digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang menolak kebenaran yang diajarkan dalam Kitab Suci.
Dalam Perjanjian Lama, kata “kafir” digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang tidak mengakui keberadaan Allah. Sementara dalam Perjanjian Baru, kata ini digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang menolak Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Kafir dalam Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama, kata “kafir” biasanya diterjemahkan dari kata “goyim” atau “goy”. Kata ini mengacu pada bangsa-bangsa lain selain bangsa Israel. Namun, di beberapa ayat, kata ini juga digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang tidak mengakui keberadaan Allah.
Sebagai contoh, dalam Mazmur 14:1, tertulis “Orang bebal berkata dalam hatinya: Tidak ada Allah.” Ayat ini menggambarkan orang-orang yang tidak percaya pada Allah sebagai kafir.
Kafir dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru, kata “kafir” digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang menolak Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Seperti tertulis dalam Yohanes 3:18, “Barangsiapa percaya kepada-Nya [Yesus], tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Artinya, orang-orang yang tidak percaya pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dianggap sebagai kafir dan akan menerima hukuman yang layak.
Apa Akibat dari Menjadi Kafir?
Akibat dari menjadi kafir sangatlah serius menurut Alkitab. Sebagai contoh, dalam Yohanes 3:36, tertulis “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal; barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap tinggal atasnya.”
Artinya, orang-orang yang tidak percaya pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat akan menerima murka Allah dan tidak akan mendapatkan hidup yang kekal.
Apa yang Harus Dilakukan agar Tidak Menjadi Kafir?
Untuk tidak menjadi kafir, seseorang harus mempercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Seperti tertulis dalam Yohanes 1:12, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya, diberikan-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.”
Artinya, seseorang harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan percaya pada-Nya untuk menjadi anak-anak Allah dan tidak menjadi kafir.
Kesimpulan
Kata “kafir” dalam Alkitab mengacu pada orang-orang yang tidak percaya pada kebenaran yang diajarkan dalam Kitab Suci. Dalam Perjanjian Lama, kata ini digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang tidak mengakui keberadaan Allah, sementara dalam Perjanjian Baru, kata ini digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang menolak Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Akibat dari menjadi kafir sangatlah serius menurut Alkitab, karena orang-orang yang tidak percaya pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat akan menerima murka Allah dan tidak akan mendapatkan hidup yang kekal. Untuk tidak menjadi kafir, seseorang harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan percaya pada-Nya untuk menjadi anak-anak Allah.