Bagong adalah kata yang sering digunakan di daerah Jawa sebagai sebutan untuk hewan monyet. Namun, dalam bahasa Jawa, kata bagong memiliki makna yang lebih luas dan kompleks.
Asal Usul Kata Bagong
Menurut beberapa sumber, kata bagong berasal dari bahasa Jawa kuno yaitu “wagong” yang artinya seperti monyet. Kemudian, kata “wagong” berubah menjadi “bagong” dalam bahasa Jawa modern.
Arti Kata Bagong dalam Bahasa Jawa
Bagong dapat diartikan sebagai hewan monyet, namun dalam bahasa Jawa, kata bagong memiliki beberapa makna lain seperti:
1. Sifat yang Nakal
Bagong juga digunakan sebagai sebutan untuk seseorang yang memiliki sifat nakal atau suka membuat ulah. Misalnya, “Anak itu bagong sekali, suka sekali mengganggu orang lain.”
2. Orang yang Banyak Omong
Kata bagong juga digunakan untuk menyebut orang yang suka banyak berbicara, namun tidak memiliki keberanian untuk bertindak. Misalnya, “Dia bagong sekali, suka bicara banyak tapi tidak pernah melakukan apa-apa.”
3. Orang yang Cepat Marah
Bagong juga dapat diartikan sebagai orang yang mudah tersinggung dan cepat marah. Misalnya, “Jangan terlalu dekat dengan dia, dia bagong sekali dan mudah marah.”
Arti Kata Bagong dalam Kehidupan Sehari-hari
Secara umum, kata bagong sering digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat Jawa. Misalnya, ketika seseorang berbuat nakal, orang lain akan berkata, “Jangan seperti si bagong, nakal sekali.”
Terlepas dari makna yang diberikan, kata bagong sering dianggap sebagai kata yang lucu dan menghibur. Banyak orang yang menggunakan kata bagong dalam percakapan mereka untuk menambah suasana yang ceria dan santai.
Kesimpulan
Bagong adalah kata dalam bahasa Jawa yang memiliki makna yang lebih luas daripada hanya sebagai sebutan untuk hewan monyet. Kata bagong juga dapat diartikan sebagai sifat nakal, orang yang banyak omong, dan orang yang cepat marah. Meskipun memiliki makna yang berbeda, kata bagong sering digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat Jawa untuk menambah suasana yang ceria dan santai.
