Bagi para pecinta anime atau manga, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah uke dan seme. Kedua istilah ini sering digunakan dalam konteks hubungan romantis antara dua karakter dalam karya tersebut. Namun, bagi yang belum mengenalnya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan uke dan seme?
Pengertian Uke dan Seme
Secara umum, uke dan seme merujuk pada peran atau posisi yang dimainkan oleh masing-masing karakter dalam hubungan romantis. Uke adalah karakter yang lebih feminin atau pasif, sedangkan seme adalah karakter yang lebih maskulin atau aktif.
Dalam konteks hubungan romantis sesama jenis, uke sering diartikan sebagai pihak yang menerima perhatian atau kasih sayang dari pasangannya, sedangkan seme adalah pihak yang memberikan perhatian atau kasih sayang tersebut.
Peran ini sering ditemukan dalam anime dan manga yang bercerita tentang hubungan sesama jenis, terutama dalam genre yaoi (atau boys’ love). Namun, peran uke dan seme juga dapat ditemukan dalam karya lain yang tidak berkaitan dengan genre tersebut.
Karakteristik Uke
Sebagian besar karakter uke memiliki ciri-ciri yang lebih feminin atau lembut. Mereka sering digambarkan sebagai karakter yang manja, penakut, atau tidak berdaya. Namun, ada juga karakter uke yang lebih kuat dan mandiri, sehingga tidak selalu memiliki ciri-ciri yang stereotipikal.
Uke biasanya lebih mengikuti keinginan pasangannya, dan lebih pasif dalam mengambil keputusan. Mereka juga cenderung lebih emosional dan mudah terbawa perasaan.
Beberapa contoh karakter uke yang terkenal di anime dan manga adalah Misaki Takahashi dari Junjou Romantica, Eren Yeager dari Attack on Titan (dalam fanfic), dan Keiichi Maebara dari Higurashi no Naku Koro ni.
Karakteristik Seme
Sebaliknya, karakter seme memiliki ciri-ciri yang lebih maskulin dan kuat. Mereka sering digambarkan sebagai karakter yang lebih tegas, mandiri, dan dominan dalam hubungan romantis.
Seme biasanya lebih aktif dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan situasi. Mereka juga cenderung lebih rasional dan jarang terbawa perasaan.
Beberapa contoh karakter seme yang terkenal di anime dan manga adalah Usami Akihiko dari Junjou Romantica, Levi Ackerman dari Attack on Titan (dalam fanfic), dan Kuroko Tetsuya dari Kuroko no Basuke.
Peran Uke dan Seme dalam Hubungan Romantis
Peran uke dan seme biasanya digunakan untuk memperjelas dinamika hubungan romantis antara dua karakter. Meskipun demikian, tidak semua karya yang menggunakan peran ini memiliki hubungan yang sehat dan setara antara kedua karakter.
Beberapa karya justru menggambarkan peran uke sebagai karakter yang lebih lemah dan rentan, yang sering menjadi korban kekerasan atau perlakuan tidak adil dari pasangannya. Hal ini tentu saja tidak sehat dan sebaiknya tidak diromantisasi dalam kehidupan nyata.
Sebaliknya, beberapa karya juga menggambarkan hubungan yang sehat dan setara antara kedua karakter, meskipun dengan peran yang berbeda-beda. Dalam hubungan seperti ini, kedua karakter saling menghargai dan mendukung satu sama lain, tanpa merendahkan atau memanfaatkan peran yang dimainkan dalam hubungan tersebut.
Kritik terhadap Penggunaan Peran Uke dan Seme
Meskipun peran uke dan seme masih banyak digunakan dalam karya anime dan manga, ada juga kritik yang ditujukan pada penggunaannya. Beberapa kritikus menilai bahwa peran ini mengandung stereotip gender yang merugikan, terutama dalam hal penggambaran karakter uke yang lemah dan pasif.
Sebagai alternatif, beberapa karya juga menggabungkan atau mengesampingkan peran uke dan seme, sehingga tidak ada karakter yang terlalu diposisikan sebagai pihak yang lebih lemah atau lebih kuat.
Kesimpulan
Uke dan seme adalah istilah yang sering digunakan dalam konteks hubungan romantis antara dua karakter dalam anime dan manga. Peran uke adalah karakter yang lebih feminin atau pasif, sedangkan seme adalah karakter yang lebih maskulin atau aktif.
Karakteristik uke biasanya lebih lembut dan manja, sedangkan seme lebih tegas dan mandiri. Namun, peran ini juga banyak dikritik karena mengandung stereotip gender yang merugikan.
Sebagai penggemar anime dan manga, kita perlu lebih kritis dalam mengonsumsi karya-karya ini, dan menghindari penggambaran yang merendahkan atau memanfaatkan peran uke dan seme dalam hubungan romantis.