Apa Itu Hipertonis, Hipotonis, dan Isotonis?

Anda mungkin sering mendengar istilah hipertonis, hipotonis, dan isotonis. Ketiga istilah ini merujuk pada kondisi tekanan osmotik suatu larutan. Bagi yang belum mengerti, mungkin akan merasa bingung dengan istilah-istilah tersebut. Oleh karena itu, pada artikel kali ini, kita akan membahas secara lebih rinci mengenai apa itu hipertonis, hipotonis, dan isotonis.

Hipertonis

Hipertonis merujuk pada kondisi suatu larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan yang dibandingkan dengannya. Dalam hal ini, zat terlarut dapat berupa garam, gula, atau senyawa lainnya. Oleh karena itu, larutan hipertonis memiliki tekanan osmotik yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan lainnya.

Untuk memberikan gambaran, bayangkan jika Anda mencampurkan gula dalam air. Jika Anda menambahkan banyak gula, maka air akan terasa lebih manis dan lebih kental. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi gula dalam larutan lebih tinggi dibandingkan dengan air. Dalam hal ini, gula adalah zat terlarut, sedangkan air adalah pelarut.

Bacaan Lainnya

Jika Anda mencampurkan larutan hipertonis dengan larutan hipotonis, maka zat terlarut akan bergerak dari larutan hipertonis ke larutan hipotonis. Hal ini terjadi karena zat terlarut cenderung bergerak dari konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

Hipotonis

Hipotonis adalah kebalikan dari hipertonis. Dalam hal ini, larutan memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang dibandingkan dengannya. Oleh karena itu, larutan hipotonis memiliki tekanan osmotik yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan lainnya.

Bayangkan jika Anda mencampurkan air dengan sedikit garam. Dalam hal ini, konsentrasi garam dalam larutan lebih rendah dibandingkan dengan air. Akibatnya, air menjadi kurang asin dan lebih encer. Dalam hal ini, air adalah pelarut, sedangkan garam adalah zat terlarut.

Jika Anda mencampurkan larutan hipotonis dengan larutan hipertonis, maka zat terlarut akan bergerak dari larutan hipertonis ke larutan hipotonis. Hal ini terjadi karena zat terlarut cenderung bergerak dari konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

Isotonis

Isotonis merujuk pada kondisi suatu larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama dengan larutan yang dibandingkan dengannya. Oleh karena itu, larutan isotonis memiliki tekanan osmotik yang sama dengan larutan lainnya.

Bayangkan jika Anda mencampurkan air dengan garam dalam jumlah yang tepat. Dalam hal ini, konsentrasi garam dalam larutan sama dengan air. Akibatnya, air tidak terasa terlalu asin atau terlalu encer. Dalam hal ini, air adalah pelarut, sedangkan garam adalah zat terlarut.

Jika Anda mencampurkan larutan isotonis dengan larutan hipertonis atau hipotonis, maka tidak akan terjadi perpindahan zat terlarut. Hal ini terjadi karena konsentrasi zat terlarut dalam kedua larutan sama.

Penutup

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu hipertonis, hipotonis, dan isotonis. Ketiga istilah ini merujuk pada kondisi tekanan osmotik suatu larutan. Hipertonis merujuk pada larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi, hipotonis merujuk pada larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah, sedangkan isotonis merujuk pada larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang sama. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan Anda tentang sains.

5/5 – (1 vote)

Kami, Mengucapkan Terimakasih Telah Berkunjung ke, Ikatandinas.com

DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *