Proses produksi yang terputus-putus dapat memberikan dampak yang buruk bagi perusahaan. Dalam proses produksi yang terputus-putus, produksi tidak berjalan secara kontinu, melainkan berhenti dan kemudian dilanjutkan lagi. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan produktivitas dan kualitas produk. Berikut ini adalah ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus:
1. Waktu Produksi Lebih Lama
Ketika produksi terhenti, waktu yang dibutuhkan untuk melanjutkan kembali produksi akan lebih lama. Hal ini dapat mengakibatkan waktu produksi menjadi lebih panjang dan biaya produksi menjadi lebih tinggi. Selain itu, waktu produksi yang lebih lama juga dapat menghambat pengiriman produk ke pelanggan.
2. Biaya Produksi Lebih Tinggi
Dalam proses produksi yang terputus-putus, biaya produksi akan lebih tinggi. Hal ini dikarenakan adanya waktu yang terbuang ketika produksi terhenti dan waktu yang dibutuhkan untuk memulai kembali produksi. Selain itu, biaya perawatan dan perbaikan mesin juga akan lebih tinggi karena mesin sering dimatikan dan dihidupkan kembali.
3. Kualitas Produk Menurun
Ketika produksi terputus-putus, kualitas produk dapat menurun. Hal ini dikarenakan mesin sering dimatikan dan dihidupkan kembali, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Selain itu, operator juga dapat kehilangan konsentrasi ketika produksi sering terhenti dan dilanjutkan lagi.
4. Produktivitas Menurun
Dalam proses produksi yang terputus-putus, produktivitas dapat menurun. Hal ini dikarenakan waktu produksi yang terbuang ketika produksi terhenti dan waktu yang dibutuhkan untuk memulai kembali produksi. Selain itu, operator juga dapat kehilangan konsentrasi dan motivasi ketika produksi sering terhenti dan dilanjutkan lagi.
5. Stok Barang Jadi Menumpuk
Ketika produksi terputus-putus, stok barang jadi dapat menumpuk. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga stok barang jadi akan terkumpul di gudang. Selain itu, stok barang jadi yang menumpuk juga dapat mengakibatkan biaya penyimpanan yang lebih tinggi.
6. Penjualan Menurun
Ketika produksi terputus-putus, penjualan dapat menurun. Hal ini dikarenakan waktu pengiriman produk ke pelanggan menjadi lebih lama dan kualitas produk dapat menurun. Selain itu, penurunan produktivitas juga dapat mengakibatkan penurunan produksi dan penjualan.
7. Ketidakstabilan Produksi
Dalam proses produksi yang terputus-putus, produksi tidak stabil. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah produksi yang akan dihasilkan. Selain itu, ketidakstabilan produksi juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
8. Operator Lebih Sering Merespon Gangguan
Dalam proses produksi yang terputus-putus, operator lebih sering merespon gangguan. Hal ini dikarenakan mesin sering dimatikan dan dihidupkan kembali, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Selain itu, operator juga harus lebih sering memeriksa mesin dan alat produksi agar dapat menghindari kerusakan pada mesin.
9. Perawatan Mesin Lebih Sulit
Dalam proses produksi yang terputus-putus, perawatan mesin lebih sulit. Hal ini dikarenakan mesin sering dimatikan dan dihidupkan kembali, sehingga perawatan mesin harus dilakukan secara lebih sering. Selain itu, perawatan mesin juga dapat mengakibatkan waktu produksi yang terbuang.
10. Risiko Kecelakaan Kerja Lebih Tinggi
Ketika produksi terputus-putus, risiko kecelakaan kerja dapat lebih tinggi. Hal ini dikarenakan operator harus lebih sering memeriksa mesin dan alat produksi, sehingga dapat mengalihkan perhatian mereka dari tugas utama. Selain itu, operator juga dapat kehilangan konsentrasi ketika produksi sering terhenti dan dilanjutkan lagi.
11. Rendahnya Kepercayaan Pelanggan
Ketika produksi terputus-putus, kepercayaan pelanggan dapat menurun. Hal ini dikarenakan waktu pengiriman produk yang lebih lama dan kualitas produk yang dapat menurun. Selain itu, pelanggan juga dapat mencari alternatif produk dari pesaing yang dapat memberikan produk yang lebih baik dan lebih cepat dikirimkan.
12. Sulitnya Mengontrol Proses Produksi
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk mengontrol proses produksi. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah produksi yang akan dihasilkan. Selain itu, sulitnya mengontrol proses produksi juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
13. Sulitnya Menjaga Kualitas Produk
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk menjaga kualitas produk. Hal ini dikarenakan mesin sering dimatikan dan dihidupkan kembali, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Selain itu, operator juga dapat kehilangan konsentrasi ketika produksi sering terhenti dan dilanjutkan lagi.
14. Sulitnya Membuat Rencana Produksi
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk membuat rencana produksi. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah produksi yang akan dihasilkan. Selain itu, sulitnya membuat rencana produksi juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
15. Sulitnya Menghitung Biaya Produksi
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk menghitung biaya produksi. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah produksi yang akan dihasilkan. Selain itu, sulitnya menghitung biaya produksi juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
16. Sulitnya Membuat Perencanaan Produksi
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk membuat perencanaan produksi. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah produksi yang akan dihasilkan. Selain itu, sulitnya membuat perencanaan produksi juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
17. Sulitnya Membuat Jadwal Produksi
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk membuat jadwal produksi. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah produksi yang akan dihasilkan. Selain itu, sulitnya membuat jadwal produksi juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
18. Sulitnya Menjaga Konsistensi Kualitas Produk
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk menjaga konsistensi kualitas produk. Hal ini dikarenakan mesin sering dimatikan dan dihidupkan kembali, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Selain itu, operator juga dapat kehilangan konsentrasi ketika produksi sering terhenti dan dilanjutkan lagi.
19. Sulitnya Menjaga Stok Barang Jadi
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk menjaga stok barang jadi. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah produksi yang akan dihasilkan. Selain itu, sulitnya menjaga stok barang jadi juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
20. Sulitnya Menghitung Biaya Produksi Per Unit
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk menghitung biaya produksi per unit. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah produksi yang akan dihasilkan. Selain itu, sulitnya menghitung biaya produksi per unit juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
21. Sulitnya Mengontrol Kualitas Produk
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk mengontrol kualitas produk. Hal ini dikarenakan mesin sering dimatikan dan dihidupkan kembali, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Selain itu, operator juga dapat kehilangan konsentrasi ketika produksi sering terhenti dan dilanjutkan lagi.
22. Sulitnya Menjaga Konsistensi Produksi
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk menjaga konsistensi produksi. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah produksi yang akan dihasilkan. Selain itu, sulitnya menjaga konsistensi produksi juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
23. Sulitnya Menghitung Biaya Bahan Baku
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk menghitung biaya bahan baku. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah bahan baku yang akan digunakan. Selain itu, sulitnya menghitung biaya bahan baku juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
24. Sulitnya Menghitung Biaya Tenaga Kerja
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk menghitung biaya tenaga kerja. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Selain itu, sulitnya menghitung biaya tenaga kerja juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
25. Sulitnya Menjaga Tingkat Produksi yang Konsisten
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk menjaga tingkat produksi yang konsisten. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah produksi yang akan dihasilkan. Selain itu, sulitnya menjaga tingkat produksi yang konsisten juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
26. Sulitnya Menghitung Biaya Overhead
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk menghitung biaya overhead. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kontinu, sehingga sulit untuk memprediksi jumlah produksi yang akan dihasilkan. Selain itu, sulitnya menghitung biaya overhead juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan biaya produksi.
27. Sulitnya Menghitung Biaya Pemasaran
Dalam proses produksi yang terputus-putus, sulit untuk menghitung biaya pemasaran. Hal ini dikarenakan produksi tidak berjalan secara kont