Rancangan penelitian sangat penting untuk diketahui oleh calon peneliti agar apa yang hendak diteliti bisa memberikan hasil yang maksimal. Olehnya itu, sebelum melakukan penelitian, silahkan simak artikel ini.
Rancangan Penelitian
Dalam dunia akademik, penelitian menjadi kegiatan penting yang dilakukan untuk menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap suatu topik atau fenomena. Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu merancang penelitian yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Rancangan penelitian adalah proses merencanakan penelitian dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti tujuan, hipotesis, metode, dan analisis data yang akan digunakan. Rancangan penelitian yang baik akan membantu peneliti untuk memperoleh data yang akurat dan relevan, serta meminimalisir kesalahan dalam penelitian.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang rancangan penelitian dan komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan dalam merancang penelitian yang efektif.
Masalah penelitian
Semua penelitian pastinya sudah memiliki objek dan subjek yang akan diteliti? Nah, masalah penelitian adalah kesenjangan (gap) antara yang seharusnya (das sollen) terjadi dengan apa yang menjadi kenyataan (dassein) di masyarakat dan solusinya bisa didapat dengan melakukan penelitian.
Masalah penelitian yang baik adalah masalah yang benar benar ada di masyarakat dan perlu untuk diselesaikan.
Jika tidak diselesaikan akan memberikan kerugian bagi masyarakat baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
Untuk lebih jelasnya akan diberikan contoh tentang masalah Kesehatan pada kebidanan yang ada dewasa ini:
Kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah yang seharusnya tidak menimbulkan kematian, namun di Indonesia kematian perempuan akibat proses kehamilan dan persalinan masih sangat tinggi, yaitu 228 /100.000 Kelahiran Hidup. Hal ini menggambarkan kesejahteraan ibu di Indonesia berdasarkan Angka Kematian Ibu (AKI) ada di peringkat 124 Sementara untuk Negara Asean; Singapur peringkat 26, Brunei 33, Malaysia 61 dan Philipina 112 Jadi masalahnya adalah Tingginya Angka Kematian Ibu di Indonesia.
Sobat calon peneliti tentunya akan menemukan banyak masalah, perlu disadari untuk menetapkanmasalah penelitian Sobat calon peneliti harus selektif. Masalah penelitian yang relevan dipilih adalah yang bila dilakukan penelitian hasilnya dapat diimplementasikan.
Apabila masalahnya telah ditetapkan selanjutnya Sobat calon peneliti dapat menyusun rumusan masalah yang jelas dan tajam. Rumusan masalah ini akan memudahkan dalam menjajaki dan menghimpun data penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah dapat disusun pertanyaan penelitian. Masalah penelitian juga akan menuntun sobat calon peneliti dalam menetapkan judul atau topik penelitian. Judul penelitian tidak perlu terlalu panjang maksimal 12 kata dan harus menarik sehingga menggugah atau memotivasi orang untuk membaca.
Tujuan penelitian
Menurut Semaoen dan Siagian (1996) yang dikutip oleh Masyhuri dan Zainuddin, Tujuan penelitian adalah pernyataan tentang apa yang akan dilakukan dan hendak dicapai.
Jika Sobat calon peneliti tidak merumuskan tujuan penelitian dengan baik atau penetapan tujuan penelitian kabur, maka Sobat calon peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan apa yang akan dikerjakan dalam penelitian nanti.
Tujuan penelitian dikemukakan secara deklaratif, menggunakan kalimat pernyataan yang singkat dan jelas. Lengkap dan jelasnya tujuan penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum, mengandung uraian garis besar sasaran akhir secara keseluruhan yang akan dicapai. Sementara tujuan khusus mengandung uraian secara rinci untuk mencapai tujuan umum.
Tujuan yang harus dirumuskan adalah sesuai dengan masalah penelitian yang telah ditetapkan. Misalnya, karena tingginya angka kematian ibu di Indonesia, dan salah satu penyebabnya adalah infeksi, sementara infeksi dapat terjadi karena ketuban pecah dini.
Sobat sebagai calon peneliti mendapatkan fakta adanya kecenderungan peningkatan kejadian Ketuban Pecah Dini.
Pertanyaan penelitiannya adalah: Bagaimanakah gambaran karakteristik ibu hamil dengan Ketuban Pecah Dini?
Selanjutnya sobat calon peneliti dapat menetapkan tujuan penelitian yaitu:
#Tujuan Umum
Diketahui gambaran karakteristik (Usia Ibu, Overdistensi Rahim, Usia Kehamilan, Pekerjaan, dan Paritas) ibu hamil di Puskesmas Kecamatan X th 2021.
#Tujuan Khusus
- Diketahui distribusi frekuensi ibu hamil dengan Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Kecamatan X th 2021.
- Diketahui distribusi frekuensi usia Ibu hamil di Puskesmas Kecamatan X th 2021.
- Diketahui distribusi frekuensi Overdistensi Rahim pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan X th 2021.
- Diketahui distribusi frekuensi Usia Kehamilan pada Ibu hamil di Puskesmas Kecamatan X th 2021.
- Diketahui distribusi frekuensi pekerjaan Ibu hamil di Puskesmas Kecamatan X th 2021.
- Diketahui distribusi frekuensi paritas ibu hamil di Puskesmas Kecamatan X th 2021.
Selamat calon peneliti telah menyelesaikan materi masalah penelitian dan tujuan penelitian. OK, tetaplah bersemangat untuk mempelajari materi kerangka teori dan kerangka konsep!
Kerangka teori dan kerangka konsep
Kerangka teori atau tinjauan kepustakaan adalah hasil penelaahan kepustakaan yang disusun oleh peneliti sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Kerangka teori ini akan dipergunakan untuk mendukung kerangka konsep atau kerangka berfikir yang akan dipergunakan sebagai dasar menarik hipotesa.
Bila Saudari akan menyusun kerangka teori bisa dilakukan den-gan dasar kata-kata kunci dari topik atau judul penelitian. Hal ini mengingat bahwa judul penelitian dianggap sebagai kata-kata yang representative (mewakili) dari permasalahan penelitian.
Sebagai contoh bila sobat menyusun penelitian dengan judul:
Gambaran karakteristik ibu hamil dengan Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Kecamatan X th 2021; maka pada kerangka teori Saudari minimal memaparkan:
- Konsep Ketuban Pecah Dini, mencakup pengertian, epidmiologis, factor predisposisi dan patofisiologi.
- Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Ketuban Pecah Dini yaitu: Faktor Predisposisi atau karakteristik (Usia, Infeksi, Overdistensi Rahim, Incompetence Cervix, Usia Kehamilan, Pekerjaan), Faktor lain (Golongan Darah, Cephalo Pelvic Disproportion, Paritas, Anemia).
Sobat bisa menyusun kerangka teori ini berdasarkan buku teks acuan (referensi), laporan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, studi literature, journal dan dapat juga diakses dari internet (Interconection Networking).
Menurut Widayat dan Amirullah (2002) yang dikutip oleh Masyhuri dan Zainuddin : Kerangka konsep adalah merupakan model konseptual tentang hubungan suatu teori dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka konsep juga merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi obyek penelitian.
Dalam pemaparan kerangka teori Saudari menyajikan dalam bentuk narasi sebagai tinjauan teoritis dan dilengkapi dalam bentuk bagan kerangka teori khususnya pada penelitian kerelasional, penelitian kausal komparatif dan eksperimental.
Nah, dari kerangka teori telah diketahui bahwa banyak factor yang berhubungan dengan terjadinya Ketuban Pecah Dini, namun dengan keterbatasan sumber data, waktu dan biaya penelitian maka penulis menetapkan karakteristik ibu hamil dengan Ketuban Pecah Dini yang akan menjadi obyek penelitian adalah Usia, Overdistensi Rahim, Usia Kehamilan, Pekerjaan dan Paritas. Incompetence Cervix, Golongan Darah, C.P.D dan Anemia; tidak diambil sebagai data penelitian, karena penelitian ini akan menggunakan data sekunder dokumentasi ANC. Telah ditelusuri bahwa dokumentasi ANC untuk data tersebut tidak terisi secara lengkap.
Hipotesa penelitian
Hipotesa berasal dari kata hypo yang artinya di bawah, sementara atau lemah kebenarannya dan thesis yang berarti dalil atau kaidah atau hukum. Hipotesa adalah pernyataan tentang suatu dalil atau kaidah tetapi yang kebenarannya belum teruji secara empirik.
Penelitian yang akan Saudari lakukan adalah upaya untuk membuktikan kebenaran hipotesa tersebut.
Mengembangkan hipotesa harus berdasarkan kerangka teori. Apabila informasi ilmiah tidak cukup tersedia, misalnya bila sobat melakukan penelitian tentang sesuatu yang baru baik dalam substansi ataupun dalam konteks kondisional.
Contohnya, pada penelitian yang bersifat eksploratif atau diskriptif murni; maka Saudari tidak perlu mengembangkan hipotesa.
Jadi, contoh penelitian dengan judul Gambaran karakteristik (Usia Ibu, Pendidikan ibu, Pekerjaan, dan Paritas) ibu hamil di Puskesmas Kecamatan X th 2021 yang bersifat deskriptif juga tidak perlu mengembangkan hipotesa.
Jenis Hipotesa /Hypothesis
Hipotesa dibedakan menjadi 3, yaitu hipotesa nol, hipotesa alternatif dan hipotesa kerja, penjelasannya antara lain:
1. Hipotesa Nol (H0)
Hipotesa nol (Ho) dirumuskan karena menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara sesuatu dengan sesuatu lainnya.
Misalnya apabila Saudari melaksanakan penelitian dengan judul Hubungan Anemia dengan kejadian Ketubah Pecah Dini pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan X th 2013; maka Saudari mengembangkan hipotesa nol-nya adalah, Tidak ada hubungan antara anemia dengan ketuban pecah dini.
2. Hipotesa alternative (Ha)
Hipotesa alternative (Ha) adalah kebalikan dari hipotesa nol.
3. Hipotesa kerja
Hipotesa kerja dirumuskan dengan menghubungkan dua objek penelitian dalam bentuk hubungan kausal atau sebab-akibat. Secara sederhana dapat diungkapkan dalam kalimat:
Jika …………………………….., maka ……………………
Misalnya jika kita menarik hipotesis kerja dari H Nol di atas adalah Jika ibu hamil menderita anemiamaka akan mengalami ketuban pecah dini.
Baca Juga: Proposal Penelitian
Kesimpulan
Dalam menyusun rencana atau rancangan penelitian diawali dari penetapan masalah terlebih dahulu. Selanjutnya ditetapkan pertanyaan penelitian dan judul penelitian atau topik penelitian. Berdasarkan judul penelitian dikembangkan tujuan umum dan tujuan khusus penelitian. Guna mencapai tujuan penelitian, sobat harus menyusun kerangka teori yang berdasarkan studi kepustakaan atau telah literature.
Selanjutnya mengacu dari kerangka teori tersebut ditetapkan kerangka konsep penelitian, hipotesis, variabel penelitian, dan definisi operasional dari variabel tersebut serta desain penelitiannya. Desain penelitian meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel, etik penelitian serta tehnik pengumpulan data dan analisis data.