Tradisi Sekaten: Salah Satu Tradisi Islam Nusantara yang Masih Lestari

Indonesia memiliki keunikan dalam berbagai aspek budaya, termasuk tradisi. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga saat ini adalah tradisi sekaten. Tradisi ini merupakan warisan budaya dari Islam Nusantara yang kaya dan kental akan nilai-nilai keagamaan.

Apa Itu Tradisi Sekaten?

Tradisi sekaten adalah perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini biasanya dilakukan selama seminggu penuh dan diakhiri pada malam Selasa Pon. Acara ini biasanya diadakan di kompleks Masjid Agung Kraton Yogyakarta dan Masjid Agung Demak, Jawa Tengah.

Acara sekaten dimulai dengan pengambilan kereta kencana yang disebut dengan jemparingan. Kereta kencana ini kemudian diarak dan diiringi dengan penabuh gamelan dan penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu religi. Setelah itu, kereta kencana dibawa ke masjid dan diadakan sholat maghrib bersama. Setelah sholat maghrib, dilanjutkan dengan pengajian dan pembacaan kitab suci.

Bacaan Lainnya

Pada malam Selasa Pon, acara sekaten akan diakhiri dengan pembacaan doa bersama dan peniupan terompet yang disebut dengan bedug. Bedug tersebut akan dimainkan dengan ritme yang khas dan menjadi ciri khas dari tradisi sekaten.

Sejarah dan Asal Usul Tradisi Sekaten

Tradisi sekaten memiliki sejarah yang panjang dan asal usul yang beragam. Salah satu versi mengatakan bahwa tradisi ini berasal dari Kerajaan Demak pada abad ke-15. Pada masa itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan bentuk perayaan Maulid Nabi yang baru dengan mengadakan perayaan yang melibatkan tradisi Jawa seperti gamelan dan tari-tarian.

Sementara itu, versi lain mengatakan bahwa tradisi ini berasal dari Keraton Yogyakarta. Pada masa itu, Sultan Hamengkubuwono I memperkenalkan tradisi ini untuk merayakan ulang tahun kelahirannya dan memperingati Maulid Nabi. Dalam tradisi ini, kereta kencana yang dibawa dalam prosesi diisi dengan berbagai macam makanan dan minuman yang kemudian dibagikan kepada masyarakat.

Makna dan Nilai-nilai dalam Tradisi Sekaten

Tradisi sekaten memiliki makna yang mendalam dan kental akan nilai-nilai keagamaan. Salah satu makna dari tradisi ini adalah sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Selain itu, tradisi ini juga menjadi ajang untuk mengenang jasa para wali dan tokoh-tokoh agama yang telah berjuang untuk menyebarkan agama Islam di Indonesia.

Nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam tradisi sekaten juga sangat penting. Salah satu nilai tersebut adalah rasa persaudaraan dan toleransi antarumat beragama. Selama acara sekaten, masyarakat dari berbagai agama dan latar belakang sosial berkumpul dan berdoa bersama tanpa memandang perbedaan.

Selain itu, tradisi sekaten juga mengajarkan nilai kesederhanaan dan berbagi. Masyarakat yang hadir dalam acara ini biasanya membawa makanan dan minuman yang kemudian dibagikan kepada semua orang tanpa terkecuali. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak egois dan selalu memikirkan kepentingan bersama.

Keunikan dari Tradisi Sekaten

Tradisi sekaten memiliki keunikan yang sangat beragam. Salah satu keunikan tersebut adalah penggunaan gamelan sebagai alat musik utama dalam acara ini. Gamelan merupakan alat musik tradisional Jawa yang terdiri dari berbagai macam instrumen seperti gong, kendang, dan saron.

Selain itu, keunikan lain dari tradisi sekaten adalah peniupan bedug pada malam Selasa Pon. Bedug merupakan alat musik yang terbuat dari kayu dan dimainkan dengan cara dipukul. Suara bedug yang khas dan menggelegar menjadi ciri khas dari tradisi ini.

Keunikan lain dari tradisi sekaten adalah suasana yang tercipta selama acara ini. Suasana yang begitu kental akan nuansa religius dan kebersamaan membuat orang merasa nyaman dan tenang. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang ingin merasakan kembali suasana tradisional yang kental akan nilai-nilai keagamaan.

Perkembangan Tradisi Sekaten di Era Modern

Tradisi sekaten masih lestari hingga saat ini meskipun telah mengalami beberapa perubahan dan penyesuaian dengan perkembangan zaman. Salah satu perubahan yang terjadi adalah penambahan acara musik dan tari-tarian modern dalam acara ini. Hal ini dilakukan untuk menarik minat generasi muda agar ikut merayakan tradisi ini.

Selain itu, tradisi sekaten juga telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia seperti Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi ini tidak hanya menjadi milik Jawa saja, tetapi menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.

Kesimpulan

Tradisi sekaten merupakan warisan budaya Islam Nusantara yang masih lestari hingga saat ini. Tradisi ini memiliki makna dan nilai-nilai keagamaan yang kental serta keunikan yang sangat beragam. Meskipun telah mengalami beberapa perubahan, tradisi ini tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.

Rate this post

Kami, Mengucapkan Terimakasih Telah Berkunjung ke, Ikatandinas.com

DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *