Spermatophyta adalah tumbuhan berbunga yang memiliki biji. Namun, tidak semua spermatophyta memiliki klorofil, yaitu pigmen hijau yang memungkinkan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan makanan sendiri. Bagaimana spermatophyta tanpa klorofil bisa bertahan hidup? Simak penjelasan berikut.
Apa itu Spermatophyta Tanpa Klorofil?
Spermatophyta tanpa klorofil atau disebut juga tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang tidak dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Tumbuhan ini memperoleh makanan dari tumbuhan lain atau inangnya. Spermatophyta tanpa klorofil hidup dengan cara menyerap nutrisi dari tumbuhan yang menjadi inangnya melalui akar atau bagian lainnya.
Contoh tumbuhan spermatophyta tanpa klorofil adalah Rafflesia arnoldii, tumbuhan bunga terbesar di dunia yang hanya dapat ditemukan di hutan-hutan Indonesia dan Malaysia. Tumbuhan ini hidup sebagai parasit pada akar tumbuhan anggrek.
Bagaimana Spermatophyta Tanpa Klorofil Memperoleh Nutrisi?
Spermatophyta tanpa klorofil memperoleh nutrisi dari inangnya melalui akar atau struktur lainnya yang menempel pada inang. Tumbuhan parasit ini memiliki struktur khusus yang disebut haustorium, yaitu akar atau struktur menyerupai akar yang menempel pada inang dan berfungsi untuk menyerap nutrisi.
Haustorium tumbuhan parasit memiliki struktur yang berbeda dengan akar tumbuhan normal. Haustorium memiliki sel-sel yang dapat menembus dinding sel inang dan menyerap nutrisi dari dalam inang. Selain itu, haustorium juga memiliki sel-sel yang dapat membentuk hubungan simbiotik dengan inangnya, seperti pada tumbuhan anggrek.
Apakah Spermatophyta Tanpa Klorofil Tidak Memiliki Klorofil Sama Sekali?
Tidak semua spermatophyta tanpa klorofil tidak memiliki klorofil sama sekali. Beberapa tumbuhan parasit masih memiliki sedikit klorofil yang dapat membantunya untuk melakukan fotosintesis dalam kondisi tertentu. Namun, tumbuhan parasit yang tidak memiliki klorofil sama sekali seperti Rafflesia arnoldii tetap dapat bertahan hidup dengan menyerap nutrisi dari inangnya.
Apakah Semua Spermatophyta Tanpa Klorofil Merugikan Inangnya?
Tidak semua spermatophyta tanpa klorofil merugikan inangnya. Beberapa tumbuhan parasit memiliki hubungan simbiotik yang saling menguntungkan dengan inangnya. Contohnya adalah tumbuhan anggrek yang hidup sebagai epifit pada batang atau dahan pohon. Anggrek tidak merusak pohon inangnya dan bahkan dapat membantu menjaga kelembapan dan keseimbangan ekosistem di sekitarnya.
Bagaimana Cara Mengatasi Tumbuhan Parasit yang Merusak Tanaman?
Tumbuhan parasit yang merusak tanaman dapat diatasi dengan cara memotong atau mencabut tumbuhan parasit tersebut secara manual. Selain itu, penggunaan insektisida dan herbisida juga dapat membantu mengendalikan populasi tumbuhan parasit. Namun, penggunaan insektisida dan herbisida harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak berlebihan agar tidak merusak ekosistem sekitar.
Kesimpulan
Spermatophyta tanpa klorofil atau tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang tidak dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis dan memperoleh nutrisi dari inangnya. Tumbuhan parasit memiliki struktur khusus yang disebut haustorium yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari inang. Ada beberapa tumbuhan parasit yang memiliki hubungan simbiotik dengan inangnya dan saling menguntungkan. Untuk mengatasi tumbuhan parasit yang merusak tanaman, dapat dilakukan dengan cara memotong atau mencabut tumbuhan tersebut secara manual atau dengan penggunaan insektisida dan herbisida yang hati-hati agar tidak merusak ekosistem sekitar.