Gurindam adalah salah satu jenis sastra Melayu yang terdiri dari dua bait puisi yang masing-masing bait memiliki delapan baris. Dalam setiap bait, baris pertama dan kedua saling berhubungan, begitu pula dengan baris ketiga dan keempat, baris kelima dan keenam, serta baris ketujuh dan kedelapan. Gurindam biasanya berisi pesan moral atau nasihat yang disampaikan melalui bahasa yang indah dan penuh makna.
Ciri-Ciri Gurindam
Beberapa ciri-ciri gurindam antara lain:
1. Bersajak
Gurindam memiliki sajak yang terdiri dari dua bait. Sajak ini biasanya menggunakan rima akhir pada setiap barisnya. Sajak ini juga memberikan kesan yang indah dan menarik bagi pembaca.
2. Memiliki Pesan Moral
Gurindam selalu menyampaikan pesan moral atau nasihat yang dapat diambil manfaatnya oleh pembaca. Pesan moral ini biasanya disampaikan dengan menggunakan bahasa yang indah dan mudah dipahami.
3. Menggunakan Bahasa yang Indah dan Penuh Makna
Gurindam menggunakan bahasa yang indah dan penuh makna. Bahasa yang indah dan penuh makna ini dapat memberikan kesan yang mendalam bagi pembaca. Bahasa ini juga dapat memudahkan pembaca dalam memahami pesan moral yang disampaikan oleh gurindam.
4. Memiliki Struktur yang Tertata
Gurindam memiliki struktur yang tertata dengan baik. Struktur ini terdiri dari dua bait yang masing-masing bait memiliki delapan baris. Setiap baris saling berhubungan dengan baris lainnya.
5. Menggunakan Majas dan Simbolisme
Gurindam menggunakan majas dan simbolisme untuk menambahkan keindahan bahasa dan memberikan makna yang lebih dalam. Majas dan simbolisme yang digunakan dalam gurindam biasanya berasal dari budaya Melayu.
Pengertian Gurindam
Gurindam berasal dari bahasa Melayu yang berarti “gurindamkan” atau “nasihatkan”. Gurindam adalah salah satu jenis sastra Melayu yang terdiri dari dua bait puisi yang masing-masing bait memiliki delapan baris. Gurindam biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau nasihat yang dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.
Gurindam pertama kali dikenal pada masa Kesultanan Melaka. Pada masa itu, gurindam digunakan sebagai sarana untuk mengajarkan ajaran Islam dan moral kepada masyarakat. Gurindam juga digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan politik kepada rakyat.
Contoh Gurindam
Berikut adalah contoh gurindam yang terkenal:
Gurindam Dua Belas
Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah
Kerana menurut perintah, maka patuhilah segala
Bukanlah patuh kepada syarak itu suatu beban
Tetapi suatu jalan menuju syurga yang diredhai Tuhan
Adat resam tiada sama, itu di dunia biasa
Yang sama ialah beriman, maka itu yang patut dipegang
Bukanlah bangsa dikatakan, melainkan akhlak yang mulia
Kalau mulia budi bahasa, maka mulialah segala bangsa
Gurindam Dua Belas ini ditulis oleh Raja Ali Haji pada abad ke-19 di Pulau Penyengat, Riau. Gurindam ini menyampaikan pesan moral tentang pentingnya mematuhi ajaran Islam dan menjunjung tinggi akhlak yang mulia.
Kesimpulan
Gurindam adalah salah satu jenis sastra Melayu yang terdiri dari dua bait puisi yang masing-masing bait memiliki delapan baris. Gurindam biasanya berisi pesan moral atau nasihat yang disampaikan melalui bahasa yang indah dan penuh makna. Beberapa ciri-ciri gurindam antara lain bersajak, memiliki pesan moral, menggunakan bahasa yang indah dan penuh makna, memiliki struktur yang tertata, dan menggunakan majas dan simbolisme. Gurindam pertama kali dikenal pada masa Kesultanan Melaka dan digunakan sebagai sarana untuk mengajarkan ajaran Islam dan moral kepada masyarakat. Contoh gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji yang menyampaikan pesan moral tentang pentingnya mematuhi ajaran Islam dan menjunjung tinggi akhlak yang mulia.