Sebagai umat muslim, puasa merupakan salah satu ibadah yang harus dilakukan selama bulan Ramadan. Selain menahan diri dari makan dan minum, puasa juga mengajarkan kita untuk menjaga lisan dan berbicara jujur. Namun, bagaimana jika seseorang yang sedang berpuasa kemudian ia berkata dusta? Apa hukumannya dan bagaimana cara menebusnya? Mari kita simak pembahasan berikut ini.
Apa itu Dusta?
Dusta adalah ucapan atau perbuatan yang bertentangan dengan kenyataan atau fakta yang sebenarnya. Dusta juga dapat diartikan sebagai kebohongan atau penipuan. Dalam Islam, dusta sangat dilarang karena dapat merusak hubungan antar sesama manusia dan merusak akhlak yang baik.
Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga golongan manusia yang Allah tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat, tidak memandang dan tidak mensucikan mereka. Mereka akan mendapat siksa yang pedih.” Lalu salah seorang sahabat bertanya, “Siapakah mereka itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menyalahi janjinya, orang yang menjual barang dengan sumpah palsu, dan orang yang berdusta ketika berbicara.”
Dari hadis tersebut, dapat kita simpulkan bahwa berdusta merupakan dosa besar dalam Islam dan akan mendapat siksa yang pedih di akhirat nanti jika tidak bertaubat dan memperbaiki diri.
Bagaimana Jika Seseorang yang Sedang Berpuasa Berkata Dusta?
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, jika seseorang yang sedang berpuasa berkata dusta, maka puasanya tidak batal. Namun, ia tetap wajib mengganti puasanya di hari lain dan bertaubat kepada Allah SWT.
Selain itu, ia juga harus meminta maaf kepada orang yang ia dustai dan berusaha memperbaiki hubungan yang rusak akibat perbuatannya tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-Hujurat ayat 11-12, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan). Dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan). Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Bagaimana Cara Menebusnya?
Untuk menebus dosa berdusta, seseorang harus melakukan beberapa hal sebagai bentuk taubat. Pertama, ia harus mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada Allah SWT serta orang yang ia dustai. Kedua, ia harus memperbaiki diri dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatannya tersebut di masa depan.
Selain itu, ia juga harus melakukan amalan-amalan yang dapat menghapus dosa, seperti berbuat kebaikan kepada sesama manusia, bersedekah, dan memperbanyak ibadah. Seperti yang dijelaskan dalam hadis berikut ini, “Tidaklah dihapuskan dosa kecuali dengan taubat, atau dengan amal yang menghapuskan dosa tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Berbuat baiklah kepada orang yang engkau dustai dengan memberinya hadiah.”
Kesimpulan
Berdusta merupakan dosa besar dalam Islam dan akan mendapat siksa yang pedih di akhirat nanti jika tidak bertaubat dan memperbaiki diri. Jika seseorang yang sedang berpuasa berkata dusta, maka puasanya tidak batal. Namun, ia tetap wajib mengganti puasanya di hari lain dan bertaubat kepada Allah SWT. Untuk menebus dosa berdusta, seseorang harus melakukan beberapa hal sebagai bentuk taubat, seperti mengakui kesalahannya, meminta maaf, memperbaiki diri, dan melakukan amalan-amalan yang dapat menghapus dosa. Semoga artikel ini dapat membantu dan memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.