Laras Bahasa Indonesia, Pengertian, Jenis dan Ciri-ciri

Laras Bahasa Indonesia

Tahukah anda apa sih laras bahasa itu? Kalau belum paham dan sedang mencari jawabannya, kamu sudah tepat dengan mengunjungi artikel ini.

Yuk simak penjelasan lengkapnya!

Pengertian Laras Bahasa

Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya.

Bacaan Lainnya

Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra. Jadi, laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu.

Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik.

Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu

  • Beku (frozen).
  • Resmi (formal).
  • Konsultatif (consultative).
  • Santai (casual).
  • Akrab (intimate).

Jenis dan Ciri

Laras bahasa dapat digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu laras biasa dan laras khusus. Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk masyarakat umum seperti bidang hiburan (laporan, berita ), pengetahuan dan peneranagan (rencana), pesan/ amanah dan promosi ( iklan ).

Laras khusus juga merujuk kepada kegunaan untuk khalayak khusus seperti ahli-ahli atau peminat dalam bidang tertentu dan pelajar-pelajar (perencanaan, laporan, buku).

Pembeda utama yang membedakan antara laras biasa dengan laras khsus ialah:

  • Kosa kata
  • Tata bahasa
  • Gaya

1. Laras Bahasa Biasa

Tidak melibatkan bidang tertentu, mudah difahami, tidak ada istilah teknikal, kurang kata pinjaman.

Laras biasa ialah laras bahasa yang yang digunakan untuk khalayak umum tentang berbagai bidang seperti bidang hiburan (laporan, berita), pengetahuan dan penerangan (rencana) dan pesan/ maklumat/ promosi ( iklan).

Laras Bahasa Perniagaan Mempengaruhi penguna untuk membentuk tanggapan tertentu, atau mengubah sikap dan melakukan tindkan.Digunakan dalam iklan, tender, laporan dan sebagainya , didukung pula dengan gambar, lukisan, grafik, ilustrasi dan sebagainya.

Iklan dapat dihasilkan dengan beberapa cara seperti berikut:

  • Slogan: Kami Ada Cara
  • Kaedah Pernyataan: Rumah Untuk Dijual/Disewa
  • Perkaitan Konsep: Artis X dengan Tilam Jenama Y
  • Perisytihran: Waja dengan Aksesori Lengkap
  • Kaedah Umpan: Beli Satu, Percuma Satu
  • Mesra: Keutamaan Kami Adalah Pelanggan.
  • Bandingan: Bateri X Lebih Berkuasa dan Tahan Lama
  • Kesan: Cepat! Cepat! Datanglah Beramai-ramai
  • Pertanyaan: Sakit Pinggang? Sapulah Dengan Minyak Angin Z.

2. Laras Bahasa Akademik

Meliputi pelbagai bidang seperti sains, teknologi, komunikasi, matematik dan sebagainya yang terletak dalam ruang lingkup pendidikan.

Dalam penulisan ilmiah, misalnya penulisan thesis, penulis perlu mengikut formatif tertentu seperti perlu ada cattan bibiliografi (rujukan), nota kaki di bawah muka surat atau nota hujungan di penghujung setiap bab.

Menggunakan istilah-istilah yang khusus kepada bidang, dan biasanya perlu dihafal. Contohnya ialah fotosintesis, pecutan, mengawan, pendebungaan dan sebagainya.

3. Laras Bahasa Undang-Undang

Tidak ada gambar, grafik, metafora, simili, peribahasa, kiasan dan sebagainya. Mempunyai istilah sendiri seperti Argumantum ad baculum, habeas corpus dan sebagainya.

4. Laras Bahasa Media

Berita sebagai satu wacana mempunyai struktur teks yang tersendiri, tidak sama dengan struktur teks cereka, struktur teks esei dan karya ilmiah.

Wartawan atau pengarang besar menggunakan bahasa untuk menjelaskan sesuatu menurut cara yang paling mudah diterima oleh masyarakat umum.

Tiga ciri penting yang harus ada dalam berita yang penting yaitu :

pertama, bahasa yang digunakan mudah. kedua, gaya tulisan yang jelas dan ketuiga, isi tulisan harus benar/ tepat. Karena berita akan dibaca oleh orang banyak/ masyarakat umum, maka bahasa media harus bahasa yang bisa diterima oleh yang mudah dipahami atau dimengerti.

Kalimat yang panjang, mengandungi beberapa klaausa, menggunakan petikan, metafora, kiasan, istilah teknik, dan sebagainya harus dihindari.

5. Laras Bahasa Sastra

Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif. Bahasanya boleh dalam bentuk naratif, deskriptif, preskriptif, dramatik dan puitis.

Beberapa ciri bahasa sastra:

  • Kreatif dan imaginatif.
  • Mementingkan penyusunan, pengulangan, pemilihan kata.
  • Puitis dan hidup: monolog, dialog, bunga-bunga bahasadan sebagainya.
  • Menggunakan bahasa tersirat: perlambangan, kisan, perbandingan, peribahasa, metafora, simile, personifikasi, ilusi, ambiguiti dan sebagainya.
  • Terdapat penyimpangan tata bahasa atau manipulasi bahasa.

6. Laras Bahasa Agama

Mengandungi istilah agama dari pada bahasa Arab Struktur ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa Arab diselipkan dengan petikan dari pada Al-Quran dan Hadis.

7. Laras llmiah

Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa, gejala, dan pendapat.

Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali pelbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penyusun atau pembuat karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan disebut penulis (Soeseno, 1981: 1).

Dalam uraian di atas dibedakan antara pengertian realitas dan fakta. Seorang pengarang akan merangkaikan realita kehidupan dalam sebuah cerita, sedangkan seorang penulis akan merangkaikan berbagai fakta dalam sebuah tulisan.

Realistis berarti bahwa peristiwa yang diceritakan merupakan hal yang benar dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya, tetapi tidak secara langsung dialami oleh penulis.

Data realistis dapat berasal dan dokumen, surat keterangan, press release, surat kabar atau sumber bacaan lain, bahkan suatu peristiwa faktual.

Faktual berarti bahwa rangkaian peristiwa atau percobaan yang diceritakan benar-benar dilihat, dirasakan, dan dialami oleh penulis (Marahimin, 1994: 378).

Karya ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian, dalam karya ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama.

Oleh karenanya, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran tetapi untuk menyampaikan hasil penelitian.

Kita harus dapat meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menumbangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan kepada pembacanya.

Syarat Tulisan Dianggap Karya Ilmiah

Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut (Brotowidjojo, 1988: 15-16).

  • Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
  • Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni penyebutan rujukan dan kutipan yang jelas.
  • Karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural.
  • Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
  • Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
  • Karya ilmiah ditulis secara tulus. Hal itu berarti bahwa karya ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif.
  • Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Jika pada akhirnya timbul kesan argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penyusunan kerangka karangan yang cermat. Dengan demikian, fakta dan hukum alam yang diterapkan pada situasi spesifik itu dibiarkan berbicara sendiri. Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut.
Ciri Karya ilmiah

Berdasarkan uraian di atas, dari segi bahasa, dapat dikatakan bahwa karya ilmiah memiliki tiga ciri, yaitu:

  • Harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna
  • Harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan, agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan
  • Harus singkat, berlandaskan ekonomi bahasa.

Disamping persyaratan tersebut di atas, untuk dapat dipublikasikan sebagai karya ilmiah ada ketentuan struktur atau format karangan yang kurang lebih bersifat baku

Ketentuan itu merupakan kesepakatan sebagaimana tertuang dalam International Standardization Organization (ISO).

Publikasi yang tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam ISO memberikan kesan bahwa publikasi itu kurang valid sebagai terbitan ilmiah (Soehardjan, 1997 : 10).

Struktur karya ilmiah (Soehardjan, 1997 : 38) terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih dan daftar pustaka.

ISO 5966 (1982) menetapkan agar karya ilmiah terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, inti tulisan (teori metode, hasil, dan pembahasan), simpulan, dan usulan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka (Soehardjan, 1997 : 38).

BACA JUGA: Ragam Bahasa Indonesia

Akhir Kata

Demikian penjelasan lengkap tentang laras bahasa. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini agar lebih banyak lagi yang merasakan manfaatnya, terima kasih.

5/5 – (5 votes)

Kami, Mengucapkan Terimakasih Telah Berkunjung ke, Ikatandinas.com

DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *